Tempat Sholat Darurat, Apakah Disunahkan Tahiyyatul Masjid?
Sebuah pertanyaan masuk ke kami demikian :
Bismillah
Ustadz, masjid kami baru dibongkar dan untuk ibadah sholat 5 waktu dialihkan di wilkel (serupa dengan cakruk tp bisa menampung jamaah -+ 40 jamaah)..yang kita tanyakan, apakah tempat pengganti masjid sementara bisa untuk melakukan keutamaan seperti masjid.?? Misal sholat tahiyatul masjid.
Dari saudara Daviq di Imogiri Bantul.
Berikut jawabannya :
Bismillahirrahmanirrahim…
Pertanyaan yang sama pernah diajukan kepada Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah. Ini kami nukilkan fatwa asli beliau dan kami terjemahkan :
لَا ليس للمصلى حكم المساجد، فلا تشرع الركعتان لدخوله ولا حرج في البيع والشراء فيه؛ لأنه موضع للصلاة عند الحاجة وليس مسجدًا، وإنما المسجد ما يعد للصلاة وقفًا تؤدى فيه الصلاة كسائر المساجد،
“Tempat sholat darurat tidak memiliki hukum masjid. Sehingga tidak disyariatkan shalat dua raka’at ketika masuk (Tahiyyatul Masjid), tidak juga dilarang jual beli di dalamnya. Karena tempat itu digunakan untuk shalat hanya saat dibutuhkan saja. Bukan bangunan masjid. Masjid adalah tempat yang diwakafkan untuk sholat, sebagaimana masjid-masjid yang ada.
لَا أما مصلى مؤقت تصلي فيه جماعة الدائرة أو جماعة نزلوا لوقت معين ثم يرتحلون هذا لا يسمى مسجدًا، فلا حرج أن يباع فيه ويشترى وليس له تحية المسجد، وإنما التحية لما أعد مسجدًا وقفًا لله؛ لإقامة الصلوات فيه. نعم.
Adapun tempat sholat darurat temporer, yang digunakan untuk shalat rombongan jama’ah, atau jama’ah yang singgah pada waktu-waktu tertentu, kemudian melanjutkan perjalanan, tempat sholat seperti ini tidak disebut masjid. Tidak dilarang jual beli di dalamnya dan tidak ada Tahiyyatul Masjid. Sholat sunah Tahiyyatul Masjid disunahkan untuk tempat yang memang disiapkan untuk bangunan masjid yang diwakafkan untuk Allah, untuk pelaksanaan sholat.”
Wallahua’lam bis showab.
Sumber : Fatwa Nur ‘Alad Darb Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah, judul : Hal al Musholla lahu hukmul masjid.
Disusun oleh : Ahmad Anshori
Artikel : TheHumairo.com
