Makna Al-Baqiyaat As-Sholihaat
Bismillahirrahmanirrahim…
Di dalam surat Al -Kahfi ayat 46 Allah berfirman,
ٱلۡمَالُ وَٱلۡبَنُونَ زِينَةُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَٱلۡبَٰقِيَٰتُ ٱلصَّٰلِحَٰتُ خَيۡرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابٗا وَخَيۡرٌ أَمَلٗا
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi Al-Baqiyaat As-Sholihaat (amal kebajikan yang terus-menerus) itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”
Ada tiga penjelasan para ulama tentang makna Al-Baqiyaat As-Sholihaat pada ayat ini :
Pertama, Al-Baqiyaat As-Sholihaat adalah bacaan dzikir berupa : tasbih, tahmid, tahlil dan takbir.
SUNHANALLAH WAL HAMDULILLAH WA LAA-ILAA HA ILLALLALLAH WALLAHU AKBAR
Keterangan ini bersumber dari sejumlah ulama, diantaranya :
- Abdullah bin Abbas -radhiyallahu’anhuma-
Imam Ibnu Katsir rahimahullah menukil keterangan dari Ibnu Abbas tentang makna Al-Baqiyaat As-Sholihaat,
قال ابن عباس : الباقيات الصالحات هي سبحان الله والحمد لله ولا اله الا الله والله أكبر
Al-Baqiyaat As-Sholihaat adalah bacaan dzikir :
sunhanallah wal hamdulillah wa laa-ilaa ha illallallah wallahu akbar
- Utsman bin Affan -radhiyallahu’anhu-
Di dalam riwayat Imam Ahmad, yang bersumber dari Al-Harits Maulanya Utsman, suatu hari Al Harits bertanya kepada sahabat Utsman bin Affan,
فما الباقيات الصالحات؟
“Apa yang dimaksud Al-Baqiyaat As-Sholihaat?”
Sahabat Utsman menjawab,
هي لاإله إلا الله، وسبحان الله، والحمدلله، والله أكبر، ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
“Maksudnya adalah bacaan laa ilaa ha illallallah, wa subhanaanallah, walhamdulillah, wallahu-akbar, walaa haula walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adhiim.”
Di riwayat dari sahabat Utsman terdapat tambahan bacaan walaa haula walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adhiim.
- Qotadah dan Hasan Al-Bashri –rahimahumallah–
Beliau berdua menerangkan makna Al-Baqiyaat As-sholihaat adalah bacaan dzikir laa ilaa ha illallallah, wallahu-akbar, walhamdulillah, wa subhanaanallah.
(Tafsir Ibnu Katsir, pada tafsir surat Al-Kahfi ayat 46)
Jika kita perhatikan keterangan dari Ibnu Abbas, Utsman, Qotadah dan Hasan Al-Basri di atas, bacaan dzikir Al-Baqiyaat As-Sholihaat berbeda-beda urutannya. Ada menyebut bacaan tasbih (subhanallah) di awal, ada yang bacaan tahlil (Laa ilaa ha illallallah) di awal. Ini menunjukkan bahwa urutan dzikir Al-Baqiyaat As-Sholihaat tidak baku, ia boleh berubah-ubah yang penting isinya adalah bacaan tasbih, tahmid, tahlil dan takbir, atau boleh ditambahkan bacaan walaa haula walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adhiim, sebagaimana riwayat Utsman.
Kedua, Al-Baqiyaat As-Sholihaat adalah shalat lima waktu.
Tafsiran ini bersumber dari Ibnu Abbas, Amr bin Surohbil. (Tafsir At-Tobari)
Ketiga, Al-Baqiyaat As-Sholihaat adalah seluruh amal sholih.
Abdurrahman bin Zaid mengatakan,
هي الأعمال الصالحة كلها
“Al-Baqiyaat As-Sholihaat maksudnya adalah seluruh amal sholih.” (Tafsir Ibnu Katsir)
Keterangan ini juga bersumber dari sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma. Beliau mengatakan,
إنها كل عمل صالح من قول و فعل يبقى في الآخرة
“Maksudnya adalah semua amal sholih baik yang berupa ucapan ataupun perbuatan, pahalanya akan langgeng di akhirat.” (Tafsir Al-Qurtubi)
Penafsiran ini dikuatkan oleh Imam Ibnu Jarir at Thobari dan diaminkan oleh Imam Al-Qurtubi, beliau menegaskan di dalam kitab tafsir beliau,
وَهُوَ الصَّحِيحُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ، لِأَنَّ كُلَّ مَا بَقِيَ ثَوَابُهُ جاز أن يقال له هذا
“Inilah pendapat yang tepat insyaallah. Karena setiap perbuatan yang pahalanya langgeng sampai ke akhirat boleh disebut sebagai Al-Baqiyaat As-Sholihaat (amal sholih yang tersimpan pahalanya).”
Kemudian beliau menukil sebuah nasehat seorang ulama,
الْحَرْثُ حَرْثَانِ فَحَرْثُ الدُّنْيَا الْمَالُ وَالْبَنُونَ، وَحَرْثُ الْآخِرَةِ الْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ، وَقَدْ يَجْمَعُهُنَّ اللَّهُ تَعَالَى لِأَقْوَامٍ.
“Ladang ada dua, ladang dunia adalah harta dan anak keturunan, kemudian ladang akhirat adalah Al-Baqiyaat As-Sholihaat. Terkadang Allah kumpulkan dua ladang ini pada hamba-hambaNya.” (Tafsir Al-Qurtubi, pada tafsir surat Al-Kahfi ayat 46)
Sekian…..
Wallahua’lam bis showab.
Ditulis di Ponpes Hamalatul Quran Sanden, Bantul, 19 Syawal 1443 H
Ditulis oleh : Ahmad Anshori
Artikel : TheHumairo.com