Bismillah…
Musim panca roba seperti saat ini rawan seorang terkeba sakit demam. Yang dewasa pun rawan, apalagi anak-anak. Tak ada yang tenang saat melihat si buah hati sakit. Bahagia anak adalah bahagia orang tua, sakitnya anak adalah lebih sakit orang tua melihat sang buah hati sakit. Kondisi batin yang seperti itu, dapat memicu ketidak ridhoan kepada penyakit demam, atau mengarah pada celaan kepada takdir.
Sebagai seorang mukmin yang harus kita yakini adalah, semua penyakit yang kita alami hadir atas kehendak Allah ‘azza wa jalla. Sehingga mencela perbuatannya sama saja mencela Allah ‘azza wa jalla, tuhan yang menetapkam takdir dan pencipta segala sesuatu.
Nabi shallallahualaihi wa sallam bersabda,
لا تسبوا الدهر فإن الله هو الدهر
Jangan kalian mencela waktu, karena sesungguhnya Allah (yang mengatur) waktu. (HR. Muslim).
Makna hadis di atas :
لا تسبوا فاعل النوازل فإنكم إذا سببتم فاعلها وقع السب على الله تعالى لأنه هو فاعلها ومنزلها ، وأما الدهر الذي هو الزمان فلا فعل له بل هو مخلوق من جملة خلق الله تعالى
Jangan kalian cela pencipta kejadian-kejadian. Karena bila kalian mencelanya, sama saja mencela Allah ta’ala. Karena Dialah penciptanya. Adapun ad-dahru, yang maknanya adalah waktu, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan dia hanya salahsatu dari makhluk-makhluk Allah. (lihat : An-Nawahi fi As-Shahihain, hal. 198)
Setelah membaca pesan Nabi di atas, sepatutnya kita yang sedang diberi cobaan penyakit demam atau orang terkasih kita yang demam, untuk menahan lisan tidak mencela takdir Allah, atau segala ekspresi ketidakridoan kepada ketetapan Allah.
Terlebih tentang sakit demam, ada hadis khusus yang menerangkan larangan mencelanya.
Dari sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhu, beliau bercerita,
“Rasulullahu shalallahu ‘alaihi wa salam masuk ke dalam rumah Ummu Saib atau Ummu Musayyib, kemudian beliau bertanya,
“Mengapa kamu menggigil ya Ummu Saib?”
الحمى لا بارك الله فيها
“Sakit panas, semoga Allah tak memberkahinya.” Jawab Ummu Saib.
Beliau shalallahu ‘alaihi wa salam lantas bersabda,
لا تسبي الحمى فإنها تذهب خطايا بني آدم كما يذهب الكير خبث الحديد
“Janganlah kamu cela penyakit panas. Karena sesungguhnya ia dapat menghilangkan dosa-dosa anak cucu Adam sebagaimana tiupan api pandai besi dapat menghilangkan karat-karat besi.” (HR. Muslim)
Pembaca TheHumairo yang dimuliakan Allah…
Hadis ini disamping berisi pesan untuk tidak mencela demam, ridho kepada takdir Allah, juga mengandung hiburan untuk para penderita demam. Bahwa ternyata diantara hikmahnya dapat menghapus dosa. Seperti besi yang berkarat, akan menjadi bersih saat ditempa panasnya api.
Ingat pesan baginda Nabi shallallahualaihi wa sallam,
إن عظم الجزاء مع عظم البلاء ، وإن الله تعالى إذا أحب قوما ابتلاهم، فمن رضي فله الرضا، ومن سخط فله السخط
“Sesungguhnya besarnya ganjaran itu sesuai besarnya ujian. Dan sungguh bila Allah ta’ala mencintai suatu kaum, maka Allah akan mengujinya. Siapa yang ridho akan ujian itu, maka baginya keridhoan Allah, dan siapa yang marah/benci terhadap ujian itu, maka baginya kebencian Allah.” (HR. Tirmidzi, beliau menilai hadis ini Hasan).
Wallahua’alam bis showab.
Yogyakarta, Hamalatul Quran, 27 Rabiul Awal 1441 H
Ditulis oleh : Ahmad Anshori
Artikel : TheHumairo.com