Bismillah

Iman ini mahal. Hanya dengannya seorang mendapatkan rahmat Allah untuk membeli surga. Sehingga wajar, jika ujian keimanan itu berat dan memancing pengorbanan yang seutuhnya.

Allah ta’ala berfirman,

أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ

Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji? (QS. Al-Ankabut : 2)

وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَيَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَلَيَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَٰذِبِينَ

Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al-Ankabut : 3)

Sehingga yang bertahan memegang iman ini sampai bertemu Allah, adalah orang-orang yang jujur. Iya, iman hanya untuk orang-orang yang jujur kepada Allah, bukan untuk pendusta.

Ujian ini bermacam-macam, kadang berupa kelapangan hidup kadang berupa kesempitan, kesusahan atau kemudahan, kesenangan atau kesedihan, kekayaan atau kemiskinan, atau terkadang perjuangan melawan musuh dengan ucapan maupun fisik. Semua ujian iman ini kembali pada dua pintu, yaitu :

– pintu syubhat

– pintu syahwat.

Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berikut,

ترجع كلها إلى فتنة الشبهات المعارضة للعقيدة، والشهوات المعارضة للإرادة، فمن كان عند ورود الشبهات يثبت إيمانه ولا يتزلزل، ويدفعها بما معه من الحق وعند ورود الشهوات الموجبة والداعية إلى المعاصي والذنوب، أو الصارفة عن ما أمر اللّه به ورسوله، يعمل بمقتضى الإيمان، ويجاهد شهوته، دل ذلك على صدق إيمانه وصحته.

“Semua ujian iman itu kembali kepada ujian syubhat sebagai lawan akidah yang benar. Dan ujian syahwat sebagai lawan  keinginan yang benar.

Maka siapa yang saat mendapat ujian syubhat imannya tetap dan tidak goyah, ia lawan dengan kebenaran yang ada padanya.

Demikian pula saat mendapatkan ujian syahwat, yang membawanya jatuh pada maksiat dan dosa, atau menggiring seorang untuk melanggar perintah Allah dan RasulNya, dia hadapi sesuai isi kandungan iman. Dia berjihad melawan syahwatnya. Itulah bukti bahwa imannya jujur dan sehat.

ومن كان عند ورود الشبهات تؤثر في قلبه شكا وريبا، وعند اعتراض الشهوات تصرفه إلى المعاصي أو تصدفه عن الواجبات، دلَّ ذلك على عدم صحة إيمانه وصدقه. والناس في هذا المقام درجات لا يحصيها إلا اللّه، فمستقل ومستكثر.

Namun siapa yang mendapat ujian syubhat, syubhat itu mempengaruhi hatinya, berupa keraguan terhadap kebenaran.

Saat bertemu dengan ujian syahwat, dia tergiur melakukan maksiat atau meninggalkan kewajiban, itu bukti bahwa imannya tidak sehat dan kurang jujur.

Manusia dalam hal ini bertingkat-tingkat imannya. Tak ada yang mengetahui secara pasti kecuali Allah. Ada yang kurang baik kualitas imannya dan ada yang baik.” (Tafsir As-Sa’di)

Saudara-saudara muslim kita di India sedang mendapatkan dua macam ujian berat ini, ujian syahwat yang menuntut mereka berhadapan dengan musuh-musuh Allah, tentu ini bertentangan dengan keinginan mereka. Serta ujian syubhat berupa propaganda kaum hindu yang mengajak mereka untuk berpindah keyakinan secara paksa ataupun tipu daya pemikiran.

Hati umat Islam masih teriris oleh penderitaan saudaranya di Uighur, sebelumnya di Rohingnya, di Suria, di Palestina, sekarang ditambah lagi di India. Qoddarollah wa ma syaa-a fa’ala.

Bukan karena mereka teroris, bukan karena mereka kaum barbar, bukan karena mereka perampok, bukan karena mereka pembunuh, bukan karena kejahatan apapun mereka disiksa dan dibantai. Hanya satu saja alasannya!

Apa gerangan?

Melihat derita mereka, menjadi teringat derita yang juga pernah dialami oleh saudara seiman kita yang dibakar hidup-hidup oleh As-habul Ukhdud (para pembesar Najran di negeri Yaman) . Jika mau keluar dari Islam mereka akan selamat dari jurang api yang menyala-nyala. Jika tetap setia dengan Islam, maka akan dibakar hidup-hidup. Kisah ini Allah abadikan dalam surat Al Buruj.

Kemudian Allah menjelaskan alasan orang-orang kafir membakar kaum mukmin itu…

وَمَا نَقَمُواْ مِنۡهُمۡ إِلَّآ أَن يُؤۡمِنُواْ بِٱللَّهِ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡحَمِيدِ

Dan mereka menyiksa orang-orang mukmin itu hanya karena (orang-orang mukmin itu) beriman kepada Allah Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji. (QS Al-Buruj : 8 )

ٱلَّذِي لَهُۥ مُلۡكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ شَهِيدٌ

yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. (QS. Al-Buruj : 9)

Inilah motivasi kejahatan orang Musyrik kepada kaum mukmin.

KARENA MEREKA BERIMAN KEPADA ALLAH TUHAN YANG SEBENARNYA.

Dari waktu ke waktu, generasi ke generasi, motif kejahatan mereka kepada umat Islam hanya satu itu saja. Tak ada yang lain.

Maka bergembiralah wahai saudaraku muslim di India, di Uighur, di Rohingnya di Suria, di Palestina dan ditempat-tempat tertindas lainnya. Kalian bersabar untuk Allah, berjuang karena iman kalian.

Pembaca Humairo yang dimuliakan Allah…

Nabi shallallahu’alaihi was sallam bersabda,

مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم وتعاطفهم مثل الجسد ؛ اذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالسهر والحمى

Perumpamaan seorang mukmin dalam berkasihsayang di antara mereka seperti satu tubuh. Jika salah satu bagian tubuh merasa sakit, maka semua anggota tubuh lainnya akan ikut merasakannya, sampai tak dapat tidur dan demam.” (Muttafaq ‘alaih, hadits Nukman bin Bisyar)

Kita seperti satu tubuh, yaitu dalam tubuh iman. Sebagaimana orang-orang kafir itu satu tubuh, dalam tubuh kesyirikan. Lihat saja sikap mereka yang sama kepada orang-orang Islam minoritas, sama-sama menindas tanpa memakai kacamata kemanusiaan.

Maka kita tak boleh kalah bersatu dengan mereka. Derita muslim India dan semua saudara muslim kita yang tertindas, adalah derita kita juga. Mari kita peduli dengan kepedihan mereka, dengan meringankan beban mereka melalui segala upaya yang hikmah, diantara doa yang tulus di waktu-waktu mustajab.

Wallahua’lam bis showab.

Yogyakarta, 7 Rojab 1441 H.


 

Ditulis oleh : Ahmad Anshori

Artikel : TheHumairo.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Prove your humanity: 10   +   1   =