Meghibur hati yang Gundah Gulana adalah Sunahnya Para Nabi

Di saat umat Nabi Nuh mendustakan dakwah beliau, Allah berpesan membesarkan hati beliau,

فَلَا تَبْتَئِس

Jangan bersedih Ya Nuh…

وَأُوحِىَ إِلَىٰ نُوحٍ أَنَّهُۥ لَن يُؤْمِنَ مِن قَوْمِكَ إِلَّا مَن قَدْ ءَامَنَ فَلَا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا۟ يَفْعَلُونَ

Allah mewahyukan kepada Nuh, “Sesungguhnya tidak akan ada kaummu yang beriman kepadamu -wahai Nuh selain orang-orang yang telah beriman sebelumnya. Maka janganlah engkau -wahai Nuh bersedih hati atas perbuatan mereka yang mendustakan dan menghinamu dalam kurun waktu yang panjang itu. (QS. Hud: 36)

Ingatlah di kala Nabi Yusuf menenangkan Bunyamin, saudaranya yang lama tak jumpa,  berpuluh tahun berpisah. Beliau berkata,

فَلَا تَبْتَئِس

jangan bersedih saudaraku…

وَلَمَّا دَخَلُوا عَلَىٰ يُوسُفَ آوَىٰ إِلَيْهِ أَخَاهُ ۖ قَالَ إِنِّي أَنَا أَخُوكَ فَلَا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Dan ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, dia menempatkan saudaranya (Bunyamin) di tempatnya, dia (Yusuf) berkata, “Sesungguhnya aku adalah saudaramu, jangan engkau bersedih hati terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Yusuf: 69)

Saat Nabi Syua’ib, ketika mendengar apa yang terjadi pada Nabi Musa. Beliau berkata,

لَا تَخَفْ

Janganlah takut Ya Musa..

فَلَمَّا جَاءَهُ وَقَصَّ عَلَيْهِ الْقَصَصَ قَالَ لَا تَخَفْ ۖ نَجَوْتَ مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

Ketika (Musa) mendatanginya (Syuaib) dan dia menceritakan kepadanya kisah (mengenai dirinya), dia (Syuaib) berkata, “Janganlah engkau takut! Engkau telah selamat dari orang-orang yang zhalim itu.” (QS. Al-Qashash: 25)

Demikian pula ketika Malaikat menenangkan hati Nabi Luth, di saat kaumnya akan dibinasakan oleh Allah ‘Azza wajalla. Malaikat itu berpesan kepada Nabi Luth,

لَا تَخَفْ وَلَا تَحْزَن

Janganlah takut dan sedih Wahai Luth..

وَلَمَّا أَنْ جَاءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا سِيءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالُوا لَا تَخَفْ وَلَا تَحْزَنْ ۖ إِنَّا مُنَجُّوكَ وَأَهْلَكَ إِلَّا امْرَأَتَكَ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ

Dan ketika para utusan Kami (para malaikat) datang kepada Luth, dia merasa bersedih hati karena (kedatangan) mereka, dan (merasa) tidak mempunyai kekuatan untuk melindungi mereka, dan mereka (para utusan) berkata, “Janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati. Sesungguhnya Kami akan menyelamatkanmu dan pengikut-pengikutmu, kecuali istrimu, dia termasuk orang-orang yang tinggal (dibinasakan).” (QS. Al-Ankabut: 33)

Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wasallam ketika menenangkan sahabatnya yang mulia, Abu Bakar as-Shidiq, ketika perjalanan hijrah menuju Madinah. Beliau berkata,

لَا تَحْزَنْ

Jangan bersedih Abu Bakr…

إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (QS. At-Taubah: 40)

Ayat-ayat dan kisah para Nabi yang patut kita renungi. Menyimpan pelajaran yang sangat berharga, bagi jiwa yang lara. Bahwa peduli kepada sesama saudara, di saat gundah gulana menyapa, merupakan akhlaknya para Nabi.

Terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini. Hiburlah saudaramu, tenangkan hatinya. Ajaklah untuk semakin mendekat kepada Allah Azza wa Jalla. Jangan sampai larut dalam kesedihan, karena kesedihan yang menimpa tak akan berarti melainkan jika kembali kepada-Nya. Mari kita belajar untuk meneladani petunjuk Nabi.

***

Bekasi, 10 April 2020

@Klinik Bunayya


Ditulis oleh : Ustadz Khusna Fakhruddin, Lc (pengajar di SMA Future Gate, Bekasi)

Editor : Ahmad Anshori

Artikel : TheHumairo.com

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here