Ada Waktu Mustajab Saat Berbuka Puasa

Bismillah…

Saat berbuka, ada waktu yang mustajab untuk berdoa. Sampai-sampai Nabi sebut “doanya tidak akan ditolak.”
Dalam hadis dari sahabat Abu Hurairah, dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

ثَلَاثٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ، الإِمَامُ العَادِلُ، وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ، وَدَعْوَةُ المَظْلُومِ يَرْفَعُهَا فَوْقَ الغَمَامِ، وَتُفَتَّحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَيَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ

Tiga orang yang doanya tidak akan ditolak: pemimpin yang adil, orang puasa saat berbuka dan doanya orang yang dizalimi diangkat di atas awan. Dibukakan pintu-pintu langit. Tuhan Azza wajalla berfirman, “Demi kemuliaan-Ku, Saya pasti menolongmu meskipun setelah beberapa waktu.” (HR. Tirmidzi, dinyatakan shahih oleh Albani dalam shahih Tirmizi)

Tentang kapan tepatnya waktu mustajab ini, ada dua pendapat ulama :

Pertama, saat telah tiba waktu maghrib, sebelum menyantap makanan buka.

Pendapat ini dipegang oleh Syekh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah. Beliau menjelaskan,

الدعاء يكون قبل الإفطار عند الغروب؛ لأنه يجتمع في حقه انكسار النفس والذل لله عز وجل ، وأنه صائم ، وكل هذه من أسباب الإجابة.

أما بعد الفطر: فإن النفس قد استراحت، وفرحت، وربما يحصل غفلة.

“Waktu mustajab saat berbuka puasa tepatnya sebelum berbuka, saat sudah masuk waktu maghrib. Karena pada saat itu terkumpul dalam diri seorang rasa rendah dan hina di hadapan Allah azza wa jalla. Disamping itu, kondisi dia masih sedang puasa. Semua ini adalah sebuah terkabulnya doa. Adapun setelah menyantap makanan buka, jiwa biasanya telah merasa santai, girang, bahkan seringkali lalai.” (Al-Liqo’ As-Syahri 8/25)

Kedua, saat berbuka puasa, baik sebelum menyantap makanan maupun setelah menyantap makanan.

Sebagaimana keterangan dalam fatwa Lajnah Da-iman berikut,

الحديث رواه ابن ماجه، قال في (الزوائد) : إسناده صحيح، والدعاء يكون قبل الإفطار وبعده؛ لأن كلمة: (عند) تشمل الحالتين.

“Hadis yang menyatakan saat berbuka adalah waktu mustajab berdoa, diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Beliau berkata di kitab Az-Zawaid, “Sanadnya shohih.” Doa mustajab yang dimaksud terletak sebelum berbuka puasa ataupun setelah berbuka. Karena kalimat ‘inda (ketika) dalam hadis, mencakup kedua waktu tersebut.” (Fatawa Lajnah Da-iman 9/30).

Fatwa di atas ditanda tangani oleh : Syekh Sholih Al Fauzan, Syekh Abdullah Ghudayyan dan Syekh Abdulaziz bin Abdullah Alu Syekh.

Wallahua’lam, pendapat yang kedua ini tampaknya lebih kuat.

Imam Al-Qori rahimahullah menerangkan mengapa doa saat buka puasa mustajab,

(حين يفطر) : لأنه [أي: الفطر] بعد عبادة، وحال تضرع ومسكنة”

Ketika berbuka” karena terjadi setelah ibadah. Dan saat itu, adalah saat merendah diri kepada Allah. (Mirqotul Mafatih 4/1534)

Wallahua’lam bis showab.

Referensi :

  • https://islamqa.info/amp/ar/answers/293455

HamalatulQuran Yogyakarta, 15 Ramadhan 1441 H


Ditulis oleh : Ahmad Anshori

Artikel : TheHumairo.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here