Berapa Jumlah Maksimal Raka’at Shalat Dhuha?

Bismillah….

Shalat Dhuha termasuk shalat Sunnah yang sangat populer. Terkandung keutamaan sangat besar dalam ibadah ini. Dijelaskan dalam hadis dari sahabat Abu Dzar Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda,

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ ، وَنَهْيٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

Setiap pagi wajib bagi setiap anak Adam untuk bersedekah atas setiap persendian yang ada di tubuhnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap ajakan kepada kebaikan adalah sedekah, melarang dari kemungkaran adalah sedekah, dan cukup untuk semua sedekah-sedekah tersebut yaitu dua rakaat yang dilakukan ketika shalat dhuha.” (HR. Muslim)

Jumlah minimal raka’at shalat ini, adalah dua raka’at. Sebagaimana ini sudah lumrah di masyarakat. Dalilnya adalah hadis dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

أوصاني خليلي صلى الله عليه وسلم بثلاثٍ : صيام ثلاثة أيام من كل شهر ، وركعتي الضحى ، وأن أوتر قبل أن أنام

Kekasihku Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam memberiku wasiat tiga hal :
– berpuasa tiga hari setiap bulan.
– melakukan sholat dua rakaat di waktu Dhuha.
– dan melakukan sholat witir sebelum tidur. (HR. Muslim)

Kemudian tentang jumlah maksimal raka’at Dhuha, maka tak ada dalil shahih yang menjelaskan batasannya. Nabi shalallahu alaihi wa sallam pernah shalat Dhuha empat raka’at, kadang lebih. Saat peristiwa Fathu Makkah, beliau melaksanakan shalat Dhuha sebanyak delapan raka’at.

Ibunda Aisyah radhiyallahu’anha pernah ditanya oleh sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu,

كَمْ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي صَلَاةَ الضُّحَى ؟

“Berapa raka’atkah biasanya Rasulallah shallallahu’alaihi wasallam shalat Dhuha?”

Ibunda Aisyah menjawab,

أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ وَيَزِيدُ مَا شَاءَ

“Beliau biasa shalat Dhuha empat raka’at. Dan beliau juga biasa menambah lebih dari empat raka’at. (HR. Muslim)

Mengingat tidak adanya dalil yang membatasi jumlah maksimal raka’at shalat Dhuha, terjadi perbedaan pendapat ulama tentang batasan maksimalnya :

Pertama, Malikiyah dan Hanabilah : jumlah maksimal raka’at shalat Dhuha delapan raka’at.

Dasarnya adalah riwayat dari Ummu Hani’ radhiyallahu’anha, ketika Nabi shalallahu alaihi wa sallam berkunjung ke rumah beliau di hari Fathu Makkah, Nabi melakukan shalat Dhuha delapan raka’at.

Kedua, Hanafiyah dan Syafi’iyah dan Ahmad dalam salah satu riwayat : jumlah maksimal raka’at Dhuha adalah dua belas raka’at.

Dasarnya adalah hadis riwayat Tirmidzi dan Nasa-i, namun sanad hadis ini berstatus dho’if,

من صلى الضحى ثنتي عشرة ركعة بنى الله له قصرا من ذهب في الجنة

“Siapa yang melakukan dua belas raka’at Dhuha, Allah akan bangunkan untuknya istana di surga.”

(Sumber: Al-Mausu’ah Al-Kuwaitiyyah 27/225)

Namun pendapat yang tepat, tidak ada batasan maksimal raka’at shalat Dhuha. Sebagaimana keterangan ini dijelaskan dalam Fatawa Islam Su-al Wal Jawab (islamqa.info, asuhan Syekh Sholih Al Munajjid),

والراجح : أن صلاة الضحى ليس لأكثرها عدد معين ، بل يصلي الشخص ما شاء من ركعات ، على أن تكون تلك الصلاة مثنى مثنى ، أي : ركعتين ركعتين

Pendapat yang kuat (rajih) : tidak ada batasan tertentu terkait jumlah maksimal raka’at shalat Dhuha. Silahkan shalat berapapun yang diinginkan. Yang penting shalatnya dua raka’at salam, dua raka’at salam. (Fatwa no. 209657)

Demikian kesimpulan ini juga dikuatkan oleh Syekh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah,

والصَّحيح: أنه لا حَدَّ لأكثرها ؛ لأنَّ عائشة رضي الله عنها قالت: ” كان النبيُّ صلّى الله عليه وسلّم يُصَلِّي الضُّحى أربعاً ، ويزيد ما شاء الله ” أخرجه مسلم ، ولم تُقَيِّد

“Yang tepat tentang jumlah raka’at shalat Dhuha, tidak ada batasan maksimal. Karena Asiyah radhiyallahu’anha menjelaskan, bahwa Nabi biasa melakukan bshalat Dhuha empat raka’at. Dan beliau juga biasa menambah lebih dari empat raka’at. Hadis riwayat Muslim. Di hadis itu tidak dijelaskan batasan maksimalnya.” (Syarhul Mumti’ 4/85, dikutip dari Islamqa.info)

Wallahua’lam bis showab.

Diselesaikan di Ponpes Hamalatul Quran  Yogyakarta, 21 Dzulhijjah 1441 H


Ditulis oleh : Ahmad Anshori

Artikel : TheHumairo.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here