Kesedihan Melemahkan Imunitas 

Bismillah….

Teruntuk saudaraku yang sedang diuji Allah subhanahu wata’ala dengan Kesedihan.

Jangan bersedih…
Karena Allah telah memilihmu. Bisa jadi itu merupakan ujian keimananmu, atau bisa jadi itu merupakan cara Allah untuk mengangkat derajatmu.

Janganlah bersedih…
Karena kesedihan dapat melemahkan badan.

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

أَفَمَن زُيِّنَ لَهُۥ سُوٓءُ عَمَلِهِۦ فَرَءَاهُ حَسَنٗاۖ فَإِنَّ ٱللَّهَ يُضِلُّ مَن يَشَآءُ وَيَهۡدِي مَن يَشَآءُۖ فَلَا تَذۡهَبۡ نَفۡسُكَ عَلَيۡهِمۡ حَسَرَٰتٍۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمُۢ بِمَا يَصۡنَعُونَ

Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)? Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (QS. Fathir: 8)

Allah subhanahu wata’ala melarang nabi-Nya terlalu banyak memikirkan orang-orang kafir dan bersedih hati karena mereka tidak beriman. Karena bersedih itu dapat membahayakan Kesehatan badan.

Allah juga berfirman dalam surat al-Kahfi ayat 6 :

فَلَعَلَّكَ بَٰخِعٞ نَّفۡسَكَ عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِمۡ إِن لَّمۡ يُؤۡمِنُواْ بِهَٰذَا ٱلۡحَدِيثِ أَسَفًا

Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan, “Maka apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling. Sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (yakni Al-Qur’an). Allah berfirman, “janganlah kamu membinasakan dirimu karena putus asa.”

Syaikh Abdurrahman As-Sa’di berujar,

وفي هذه الآية ونحوها عبرة، فإن المأمور بدعاء الخلق إلى الله عليه التبليغ والسعي بكل سبب يوصل إلى الهداية، وسد طرق الضلال والغواية بغاية ما يمكنه، مع التوكل على الله في ذلك، فإن اهتدوا فبها ونِعمَت، وإلا فلا يحزن، ولا يأسف؛ فإن ذلك مُضعِفٌ للنفس، هادم للقوى، ليس فيه فائدة، بل يمضي على فعله الذي كُلِّفَ به، وتوجه إليه، وما عدا ذلك فهو خارج عن قدرته.

“Pada ayat ini dan yang semakna, terdapat pelajaran bahwa sesungguhnya yang diperintahkan Allah adalah mengajak manusia agar mengikuti jalan Allah, dengan menyampaikan dan berusaha untuk mencari cara agar mereka dapat hidayah. Dan menutup celah yang mengantarkan kepada kesesatan dengan sekuat tenaga. Disertai rasa tawakkal kepada Allah. Jika mereka mendapat petunjuk, maka itulah yang diharapkan. Jika tidak maka jangan bersedih hati dan kecewa. Karena hal itu akan melemahkan jiwa, menghancurkan kekuatan, serta tidak membawa manfaat. Teruslah melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya dari Allah. Adapun di luar itu, maka bukanlah dalam kemampuannya”.

Uraian pakar tafsir di atas mengandung penjelasan bahwa kesedihan yang berlarut dapat melemahkan imunitas tubuh. Selain itu juga tidak bermanfaat.

Dunia medis juga mengatakan sama, kesedihan, kecemasan yang berlarut dapat menyebabkan denyut jantung semakin meningkat. Selain itu, stress jangka panjang dapat memicu paparan kortisol (hormon stress) yang dapat menyebabkan jantungan, gugup, masalah metabolisme dan imunitas tubuh menurun.

Terlalu banyak memikirkan masalah dan kesedihan akan menyebabkan energi limpa mengalami kemandekan. Hal ini dapat berefek pada nafsu makan dan tidur. Seiring dengan kulit menjadi gelap.

Selalu merasa sedih dan khawatir bagi ibu hamil, juga akan cenderung melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Sehingga rentan mengalami kematian.

Bahkan kesedihan yang berlarut bisa menyebabkan kebutaan. Allah menceritakan kesedihan nabi Ya’qub karena memikirkan anaknya Yusuf,

وَتَوَلَّىٰ عَنۡهُمۡ وَقَالَ يَٰٓأَسَفَىٰ عَلَىٰ يُوسُفَ وَٱبۡيَضَّتۡ عَيۡنَاهُ مِنَ ٱلۡحُزۡنِ فَهُوَ كَظِيمٞ  # قَالُواْ تَٱللَّهِ تَفۡتَؤُاْ تَذۡكُرُ يُوسُفَ حَتَّىٰ تَكُونَ حَرَضًا أَوۡ تَكُونَ مِنَ ٱلۡهَٰلِكِينَ # قَالَ إِنَّمَآ أَشۡكُواْ بَثِّي وَحُزۡنِيٓ إِلَى ٱللَّهِ وَأَعۡلَمُ مِنَ ٱللَّهِ مَا لَا تَعۡلَمُونَ

Dan dia (Yakub) berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata, “Aduhai dukacitaku terhadap Yusuf,” dan kedua matanya menjadi putih karena sedih. Dia diam menahan amarah (terhadap anak-anaknya). Mereka berkata, “Demi Allah, engkau tidak henti-hentinya mengingat Yusuf, sehingga engkau (mengidap) penyakit berat atau engkau termasuk orang-orang yang akan binasa.” Dia (Yakub) menjawab, “Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui. (QS. Yusuf: 84 – 86)

Imam Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan, bahwa makna al-asaf adalah kesedihan yang amat sangat karena kehilangan sesuatu.

وَٱبۡيَضَّتۡ عَيۡنَاهُ مِنَ ٱلۡحُزۡنِ

kedua matanya menjadi putih karena sedih

Artinya, matanya menjadi buta atau hanya melihat sedikit saja. Hal ini disebabkan karena kesedihan yang mendalam. (Tafsir al-Qurthubi, 9/162)

Oleh karena itu, di saat tertimpa musibah, janganlah terlalu sedih berlebihan. Tetaplah bersabar dan yakin bahwa di balik musibah pasti ada hikmah. Agar tubuh dan kesehatan tetap terjaga. Hendaknya menyibukkan dengan kegiatan bermanfaat; seperti dzikir, membaca Al-Qur’an dan berolah raga.

Doa Agar Terhindar Dari Kesedihan

Jangan lupa berdoa sebagaimana Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam ajarkan kepada kita,

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ

Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari gelisah dan (hal yang) menyedihkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.” (HR.Bukhari)

Semoga Allah memberikan kemudahan dalam setiap urusan kita.

Rawalumbu, 28 Muharram 1442 H


Ditulis oleh : Ustadz Khusna Fakhruddin, Lc (pengajar di SMA Future Gate, Bekasi)

Editor : Ahmad Anshori

Artikel : TheHumairo.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here