Tatacara Shalat Istikharah Sesuai Sunnah
Bismillah…
Tentang cara shalat istikharah, telah diterangkan dalam hadis shahih riwayat Imam Bukhori, dari sahabat Jabir bin Abdullah radhiyallahu’anhu, beliau menceritakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُعَلِّمُنَا الاِسْتِخَارَةَ فِى الأُمُورِ كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ يَقُولُ إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ
“Rasulullah mengajarkan kepada kami cara mengerjakan shalat istikharah dalam segala urusan, sebagaimana Rasulullah mengajarkan kami Surat Alquran. Jika kalian condong pada suatu perkara, maka rukuklah (shalatlah) dua rakaat (istikharah) yang bukan shalat wajib, kemudian membaca doa.” (HR. Bukhari)
Hadis di atas menerangkan bahwa shalat istikharah ternyata sangat mudah dan simple. Cukup sholat dua rakaat seperti biasanya, ya seperti sholat sunah rawatib, shalat Dhuha 2 rakaat atau shalat subuh. Lalu setelah shalat, kita panjatkan doa istikharah.
Doanya panjang Ustadz?
“Boleh berdoa sambil membaca. Kan ini sudah di luar shalat. Yang penting hatinya ikhlas, kuatkan tawakkal kepada Allah dan sadar kita ini bodoh miskin di hadapan Allah. Makanya kita curhat kepada Allah melalui shalat istikharah. Tapi kalau bisa menghafal, lebih baik. Karena dengan hafal doa, kita lebih mudah menghayati kandungannya. Dan kita bisa berdoa kapanpun saat kita butuh istikharah. Tanpa harus mencari catatan doa.”
Kemudian coba kita perhatikan kalimat pada hadis di atas,
إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ
Jika kalian condong pada suatu perkara, maka rukuklah (shalatlah) dua rakaat (istikharah) yang bukan shalat wajib..“
Redaksi hadis ini menunjukkan bahwa shalat istikharah bukan termasuk shalat wajib. Artinya hukumnya sunah.
Kemudian kalimat hadis ini mengandung petunjuk bahwa, shalat istikharah tidak bisa digabung niatnya dengan shalat wajib. Misal, shalat subuh sekalian shalat istikharah. Ini tidak bisa. Karena jelas ada keterangan مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ “ (shalatlah) dua rakaat (istikharah) yang bukan shalat wajib.”
Namun bisa digabung dengan shalat – shalat sunah. Seperti shalat tahajud, shalat rawatib, shalat Dhuha dll. Kemudian setelah salam nanti langsung disambung doa istikharah. Namun jika ingin menyendirikan shalat dua raka’at dengan niat khusus shalat istikharah, ini lebih baik.
Sebagaimana penjelasan Syekh Kholid As-Sabt (ulama dari negeri Kuwait) hafidzohullah berikut,
يمكن للإنسان أن يقصد بالراتبة راتبة واستخارة، رجعت البيت الآن تصلي سنة العشاء يمكن أن تكتفي بالركعتين لهذا وهذا، سنة عشاء واستخارة، وإذا أفردت بركعتين فلا بأس
“Boleh saja seorang sholat sunah rawatib sekaligus meniatkan untuk shalat istikharah. Dia pulang ke rumah, lalu shalat sunah rawatib isya (ba’diyah). Boleh meniatkan shalat ini dan itu dalam dua raka’at shalat sekaligus. Yakni shalat rawatib dan shalat istikharah. Namun jika menyendirikan dua rakaat khusus untuk shalat istikharah, juga tidak mengapa.” (Penjelasan beliau saat menerangkan hadis Jabir di atas; tentang shalat istikharah. Kami kutip dari situs resmi beliau : Khaledalsabt.com).
Mudahkan teman-teman. Selamat mengamalkan.
Wallahua’lam bis showab.
Jogja, 26 Rabius Tsani 1442 H
Ditulis oleh : Ahmad Anshori
Artikel : TheHumairo.com