Semoga Allah Merahmati OTG yang Sadar Diri Isolasi
Bismillah…
Hari ini, kita masih diuji dengan Pandemi virus Covid 19. Yang telah memakan korban jiwa ratusan ribu di negeri ini kita tercinta dan jutaan manusia di seluruh dunia. Virus ini sebagaimana kita ketahui, sangat mudah menular. Ada satu jenis pasien Covid yang sangat berpotensi menularkan virus ini kebanyak masyarakat. Yaitu yang disebut sebagai OTG (Orang Tanpa Gejala).
Tulisan ini spesial kami tujukan untuk saudara-saudara kami yang diuji oleh Allah menjadi OTG. Dengan berdiam diri di rumah atau kesadaran anda mengisolasi mandiri, maka anda adalah pahlawan. Ada sederet pahala besar yang menanti anda :
Pertama, pahala menjaga nyawa.
Di dalam Islam, nyawa sangatlah mahal. Bukti konkritnya adalah, menjaga nyawa menjadi salahsatu diantara lima tujuan pokok agama Islam. Atau yang biasa diistilahkan ulama dengan istilah ad-dhoruriyyatul Khoms. Artinya semua aturan syari’at Islam, mengandung tujuan mewujudkan lima perkara tersebut :
1. Menjaga agama
2. Menjaga nyawa
3. Menjaga Harta
4. Menjaga kehormatan
5. Menjaga nasab / keturunan.
Ketika anda sadar untuk melakukan isolasi mandiri, maka anda tengah berjuang mewujudkan salah satu dari lima hal penting di atas, menjaga nyawa. Diamnya anda di rumah, adalah kehidupan untuk di sekeliling anda.
Dan pahala yang tak kalah indah adalah, di poin kedua…
Kedua, mengamalkan firman Allah ta’ala,
مِنۡ أَجۡلِ ذَٰلِكَ كَتَبۡنَا عَلَىٰ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ أَنَّهُۥ مَن قَتَلَ نَفۡسَۢا بِغَيۡرِ نَفۡسٍ أَوۡ فَسَادٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ ٱلنَّاسَ جَمِيعٗا وَمَنۡ أَحۡيَاهَا فَكَأَنَّمَآ أَحۡيَا ٱلنَّاسَ جَمِيعٗاۚ وَلَقَدۡ جَآءَتۡهُمۡ رُسُلُنَا بِٱلۡبَيِّنَٰتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرٗا مِّنۡهُم بَعۡدَ ذَٰلِكَ فِي ٱلۡأَرۡضِ لَمُسۡرِفُونَ
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain atau karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa menjaga kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah menjaga kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi. (QS. Al-Ma’idah : 32)
Ayat di atas, meskipun berbicara tentang Bani Israil, pahala menjaga nyawa dan dosa membunuh yang diterangkan di atas, juga berlaku untuk umat Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam.
Dari Sulaiman bin Ali Ar-Rob’i beliau berkata,
قلت للحسن : هذه الأية لنا يا أبا سعيد، كما كانت لبني إسرائيل؟ فقال : إي والذي لا إله غيره، كما كانت لبني إسرائيل، وما جعل دماء بني إسرائيل أكرم على الله من دمائنا
“Aku pernah bertanya kepada Hasan Al-Basri, “Abu Sa’id (Kunyah Hasan Al Basri), apakah ayat ini berlaku untuk kita sebagaimana berlaku pada Bani Israil?”
“Iya, demi Allah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Ayat ini sebagaimana berlaku pada Bani Israil, juga berlaku pada kita. Allah tidak mungkin menjadikan darah Bani Israil lebih mulia daripada darah kita (umat akhir zaman).” (Tafsir Ibnu Katsir)
Ketiga, pahala mengamalkan sabda yang mulia Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam,
لا يُورِدَنَّ مُمْرِضٌ عَلَى مُصِحٍّ
“Orang yang sakit janganlah membaur dengan yang sehat.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Syaikh Dr. Sulaiman bin Wa-il At Tuwaijiri (dosen di Universitas Ummul Quro, Makkah) menerangkan,
من الأعذار المسقطة للجماعة والجمعة : المرض إذا كان هذا المرض يتأخر برؤه أو كان يزداد . ومن ذلك أيضاً إذا كان من المعدي الذي يتعدى ضرره إلى الآخرين، فهذا الإنسان معذور بهذا العذر فلا تجب عليه صلاة الجماعة باعتبار المرض وباعتبار العدوى ، لأن النبي صلى الله عليه وسلم نهى من أكل ثوماً أو بصلاً أن يأتي للمسجد ؛ لئلا يؤذي الناس برائحته ، وهذا -فيما يظهر- أشد ضرراً ممن يأكل شيئاً له رائحة كريهة ، والله أعلم ، وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه”
“Termasuk uzur yang dapat menggugurkan kewajiban shalat berjamaah dan Jumat, adalah sakit yang jika dia tetap berjamaah kesembuhannya melambat atau justeru menambah parah. Demikian juga sakit menular yang dapat membahayakan orang lain. Maka orang yang seperti ini mendapatkan dispensasi tidak wajib shalat berjamaah, karena (1) dia sakit dan (2) penyakitnya dapat menular. Nabi telah melarang orang yang makan bawang putih atau bawang merah untuk masuk masjid. Agar tidak mengganggu orang lain dengan baunya. Sedangkan penyakit menular, tampaknya lebih berbahaya dibanding memakan makanan yang berbau tidak sedap. Wallahu a’lam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabat-sahabat Beliau.” (Dikutip dari islamtoday.net)
Keempat, pahala dari amal shalih tidak membahayakan orang lain.
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah memerintahkan kita,
لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ
“Tidak boleh melakukan sesuatu yang membahayakan diri dan orang lain, secara sengaja maupun tidak.” (HR. Ibnu Majah, dinilai Shahih oleh Syekh Albani rahimahullah)
Sekian, semoga bermanfaat.
Semoga Allah memberikan kesembuhan untuk saudara kita yang sedang diuji suspek Covid-19, dan diberi pahala sabar.
Di Kala Gerimis di Pendingan, Semarang 24 Rabius Tsani 1442 H
Ditulis oleh : Ahmad Anshori
Artikel : TheHumairo.com