Istri dan Putra Putri Rasulullah

Bismillah

Istri Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam berjumlah sebelas. Dua diantaranya meninggal semasa beliau masih hidup. Kemudian sembilan wafat sepeninggal beliau.

Pertama, Khadijah bintu Khuwailid.

Nabi menikahi beliau sebelum diangkat menjadi Nabi. Ketika itu umur Ibunda Khadijah empat puluh tahun.

Khadijah adalah ibu untuk semua anak Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, kecuali Ibrahim.

Ibunda Khadijah berjasa banyak dalam dakwah Nabi shalallahu alaihi wa sallam. Beliau yang menyelimuti Rasulullah saat ketakutan di awal menerima wahyu, dan mendermakan hartanya untuk mendukung dakwah Nabi shalallahu alaihi wa sallam.

Khadijah meninggal tiga puluh tahun sebelum hijrah. Saat meninggalnya, Nabi shalallahu alaihi wa sallam merasa sangat kehilangan. Beliau sangat sedih.

Kedua, Saudah bintu Zam’ah

Ibunda Saudah adalah istri Rasulullah yang bersuku asli Qurais. Nabi shalallahu alaihi wa sallam menikahi beliau beberapa hari setelah meninggalnya Khadijah.

Kisah terkenal dari kehidupan Ibunda Saudah adalah, beliau pernah menghibahkan jatah malam beliau bersama Nabi kepada Ibunda Aisyah radhiyallahu’anha.

Saudah meninggal di akhir-akhir kekhilafahan Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu.

Ketiga, Aisyah bintu Abu Bakr As-Shidiq.

Kunyah beliau adalah, Ummu Abdillah, meski beliau tidak dikaruniai anak.

Nabi shalallahu alaihi wa sallam menikahi Aisyah di bulan Syawal ketika beliau berumur enam tahun. Kemudian Nabi serumah dengan Aisyah ketika Aisyah berumur sembilan tahun, di bulan Syawal tahun pertama Hijriyah.

Ibunda Aisyah adalah satu-satunya istri Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam yang dinikahi saat masih gadis. Dan beliau adalah manusia yang paling dicintai oleh Nabi shalallahu alaihi wa sallam.

Kisah spesial dalam kehidupan beliau adalah, saat beliau dituduh melakukan zina. Kemudian Allah yang maha mulia menurunkan ayat dari atas langit ketujuh, untuk membela dan mensucikan beliau dari tuduhan tersebut. Seluruh umat Islam sepakat, bahwa orang yang menuduh beliau dengan tuduhan keci tersebut, dia telah kafir murtad dari Islam.

Ibunda Aisyah adalah wanita dari kalangan sahabat yang paling faqih dan paling berilmu tentang hukum Islam. Para sahabat sering merujuk pada pendapat dan fatwa beliau.

Pada tahun 57 Hijriah bulan Ramadhan, beliau meninggal dunia. Sebagian ahli sejarah ada yang berpendapat, Aisyah meninggal pada tahun 58 Hijriah.

Keempat, Hafshah bintu Umar bin Khattab.

Sebelum menikah dengan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, Ibunda Hafshah menikah dengan Khunais bin Khudzafah As-Sahmi. Beliau meninggal pada tahun empat puluh satu Hijriyah.

Kelima, Zainab bintu Khuzaimah bin Al-Harits.

Berasal dari Bani Hilal bin Amir. Ibunda Zainab meninggal setelah dua bulan menikah dengan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.

Keenam, Ummu Salamah Hindun bintu Abu Umayyah.

Dari suku Qurais. Ibunda Ummu Salamah adalah istri Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam yang terakhir meninggal. Meninggal pada tahun sebelas Hijriah.

Ketujuh, Zainab bintu Jahsyin.

Zainab adalah putri bibi Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dari jalur Ibu, yang bernama Umaimah.

Ada satu ayat yang sebab turunnya (sabab nuzul) adalah kisah Ibunda Zainab :

فَلَمَّا قَضَىٰ زَيۡدٞ مِّنۡهَا وَطَرٗا زَوَّجۡنَٰكَهَا

Maka ketika Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami nikahkan engkau dengan dia (Zainab). (QS. Al-Ahzab : 37)

Kejadian ini dijadikan kebanggaan Ibunda Zainab di hadapan istri-istri Nabi yang lain,

زوجكن أهاليكن، وزوجني الله من فوق سبع سماوات

“Kalian dinikahkan oleh keluarga kalian. Sementara aku dinikahkan langsung oleh Allah dari atas langit ketujuh.” (HR. Bukhori)

Sebelum menikah dengan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, Ibunda Zainab bintu Jahsyin menikah dengan anak angkat Rasulullah yang bernama Zaid bin Haritsah. Ketika Zaid mencerainya, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam kemudian menikahi Zainab.

Ibunda Zainab meninggal pada tahun 21 Hijriah.

Kedelapan, Juwairiyah bintu Harits.

Dahulu beliau berstatus tawanan Bani Mustholiq. Lalu beliau menemui Nabi memohon beliau membantu melunasi biaya pembebasan. Lalu Nabi bantu kemudian menikah dengan Nabi shalallahu alaihi wa sallam. Ibunda Juwairiyah wafat pada tahun limapuluh enam.

Kesembilan, Ummu Habibah.

Nama asli beliau Romlah bintu Abu Sufyan. Dari suku Qurais. Ada yang mengatakan nama beliau adalah Hindun.

Nabi shalallahu alaihi wa sallam menikah dengan Ibunda Ummu Habibah, di negeri Habasyah, saat Nabi hijrah ke sana. Raja Najasyi yang membayarkan mahar di pernikahan beliau dengan Nabi sebesar 400 Dinar.

Ummu Habibah meninggal di masa kekhilafahan saudara kandung beliau; Mu’wawiyah bin Abu Sufyan, pada tahun 44 Hijriyah.

Kesepuluh, Shofiyyah bintu Huyay bin Akhtob.

Ayah beliau adalah tokoh Bani Nadhir, yang nasabnya menyambung ke Nabi Harun bin Imron; saudara Nabi Musa alaihis salam. Dahulu beliau berstatus budak. Lalu dibebaskan oleh Nabi shalallahu alaihi wa sallam, kemudian pembebasan Nabi dijadikan sebagai maharnya.

Kesebelas, Maimunah bintu Harits Al-Hilaliyyah.

Ibunda Maimunah adalah istri Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam yang terakhir dinikahi di Makkah. Nabi shalallahu alaihi wa sallam menikahi beliau saat umrah qodo’.

Putra – Putri Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam

Putra – putra beliau :

1. Qosim.
Nama beliau dijadikan kunyah untuk Nabi shalallahu alaihi wa sallam. Qosim meninggal saat masih kecil. Ada yang mengatakan beliau hidup sampai beliau bisa menunggangi hewan tunggangan.

2. Abdullah.
Ada perbedaan pendapat sejarawan tentang kapan lahirnya beliau, apakah dilahirkan setelah kenabian atau sebelumnya. Ada pula pendapat bahwa nama beliau adalah Thoyyib atau Thohir.

3. Ibrahim.
Dilahirkan di Madinah dari Budak Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam yang bernama Mariyah Al-Qibtiyyah, pada tahun delapan Hijriyah. Meninggal saat masih balita.

Putri – putri Rasulullah :

1. Zainab

2. Ruqoyyah

3. Ummu Kulsum

4. Fathimah

Semua putra putri Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, dari Ibunda Khadijah radhiyallahu’anha. Semua anak Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam meninggal sebelum Rasulullah meninggal, kecuali Fathimah, meninggal setelah enam bulan wafatnya Nabi shalallahu alaihi wa sallam.

Wallahua’lam bis showab.

***

Disarikan dari tulisan Syekh Abdullah bin Abdulaziz Al-‘Aqil, di website islamway.net. Sebelum pensiun, beliau adalah anggota majlis wakaf dan peradilan Kerajaan Saudi Arabia dan anggota ulama senior Kerajaan Saudi Arabia.

Hamalatul Quran Jogjakarta,  29 Rabius Tsani 1442 H


Ditulis oleh : Ahmad Anshori

Artikel : TheHumairo.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Prove your humanity: 1   +   10   =