Macam Syafa’at Rasul yang Didambakan Setiap Muslim

Serial Ringkasan Tauhid #2

Bismillahirrahmanirrahim….

Syafa’at adalah,

التوسط للغير بجلب منفعة أو دفع مضرة

Menjadi perantara untuk yang lain, agar tergapai manfaat dan dihindarkan dari marabahaya. (Al-Fawaid Al-Muntaqoh, hal. 17)

Ada dua macam syafa’at :

Pertama, syafa’at khusus berlaku pada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.

Kedua, syafa’at umum, berlaku pada Rasulullah, orang-orang beriman, bahkan para malaikat.

Syafa’at jenis pertama; yang berlaku pada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam ada tiga macam :

1. Syafa’atul Udhma.

Yaitu syafaatnya Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam di padang Mahsyar agar segera dimulai persidangan.

Setelah orang-orang saat di Padang Mahsyar yang sangat berterik, datang kepada Nabi Adam, kemudian Nabi Ibrahim, lalu Nabi Musa dan Isa, namun semuanya beruzur merasa tidak berhak memberikan syafaat agar sidang segera dimulai, mereka pun datang menemui Nabi Muhammad ﷺ. Kemudian mereka meminta syafaat kepada beliau,

يَا مُحَمَّدُ أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ وَخَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ وَغَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ، اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلَا تَرَى مَا نَحْنُ فِيهِ أَلَا تَرَى مَا قَدْ بَلَغَنَا

Wahai Nabi Muhammad -shalallahu alaihi wa sallam-, engkau adalah Rasulullah, penutup para Nabi, Allah  telah mengampuni seluruh dosamu yang lalu dan yang akan datang. Mohon syafa’atilah kami, mohonkan kepada Rabb-mu untuk kami. Tidakkah engkau melihat bagaimana keadaan kami saat ini (di Padang Mahsyar)? Bukankah engkau melihat kesusahan kami?

Kemudian Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam beranjak menuju bawah ‘Arsy Allah lalu bersujud kepada Allah. Kemudian Allah mengilhamkan kepada beliau pujian-pujian kepada Allah yang belum pernah diajarkan sebelumnya kepada seorangpun. Lalu Allah menjawab permohonan Nabi shallallahu’alaihi wasallam,

يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ سَلْ تُعْطَهْ اشْفَعْ تُشَفَّعْ، فَأَرْفَعُ رَأْسِي

Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, sampaikan permintaanmu maka akan diberi, berilah syafaat, maka akan dikabulkan syafaatmu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Syafa’at inilah yang disebut Maqoomam Mahmuda (kedudukan yang mulia) yang Allah janjikan untuk Nabi kita shalallahu alaihi wa sallam, tersebut dalam surat Al-Isra ayat 79.

2. Syafa’at untuk penduduk surga agar dibukakan pintu surga.

Sebagaimana dikabarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

آتِي بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتَفْتِحُ فَيَقُولُ الْخَازِنُ مَنْ أَنْتَ فَأَقُولُ مُحَمَّدٌ فَيَقُولُ بِكَ أُمِرْتُ لَا أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ

“Aku mendatangi pintu surga. Kemudian aku meminta agar pintu surga dibuka. Penjaga pintu surga pun berkata, “Anda siapa?”

“Aku Muhammad”, jawabku.

Penjaga pintu surga berkata, “Aku diperintahkan oleh Allah untuk tidak membuka pintu surga kecuali apabila Anda yang memintanya.” (HR. Muslim)

3. Syafa’at beliau untuk paman beliau Abu Tholib agar diringankan siksanya.

Abu Tholib meninggal dalam kondisi masih syirik/kafir. Namun beliau berjasa banyak dalam dakwahnya Nabi shalallahu alaihi wa sallam saat di Makkah. Lalu Nabi memberinya syafa’at agar siksanya di neraka diringankan. Nabi shalallahu alaihi wa sallam menceritakan tentang ini dalam sabdanya yang mulia,

لعله تنفعه شفاعتي يوم القيامة، فيجعل في ضحضاح من النار يبلغ كعبيه، يغلي منه أم دماغه

“Semoga syafa’atku bermanfaat untuknya pada hari kiamat. Karena itu dia ditempatkan di neraka yang paling dangkal. Api neraka sampai pada mata kakinya. Lalu otaknya mendidih” (HR. Bukhari no. 3885 & 6564, Muslim no. 210; dan yang lainnya)

Kemudian syafa’at jenis kedua; syafa’at umum, yang berlaku pada Rasulullah, orang-orang beriman, bahkan para malaikat, juga ada tiga macam :

1. Syafa’at untuk orang yang akan dimasukkan ke neraka agar mereka tidak dimasukkan ke neraka.

2. Syafa’at untuk orang yang sudah di dalam neraka, agar dikeluarkan dari neraka.

3. Syafa’at untuk mengangkat derajat orang-orang beriman di dalam surga.

Ada dua bentuk pemuliaan yang terkandung dalam syafa’at :

1. Menampakkan keutamaan atau kemuliaan orang yang memberi syafaat kepada yang diberi syafa’at.

2. Menunjukkan tingginya kedudukan orang yang memberi syafaat di hadapan Allah. Karena Allah telah mengizinkan dia memberi syafaat dan Allah mengabulkannya.

Sekian…

Wallahul muwaffiq.

REFERENSI :
  • Al-Fawaid Al-Muntaqoh min Syarhi Kitab At-Tauhid Lis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. Karya : Abu Muhammad Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih, penerbit : Dar At-Thowiq, cetakan ke 3 th. 1418 H

Hamalatul Quran Jogjakarta,  17 Jumada Tsani 1442 H


Ditulis oleh : Ahmad Anshori

Artikel : TheHumairo.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here