Masih Boleh Takbiran Di Hari Tasyrik
Bismillahirrahmanirrahim…
Takbiran di hari raya idul Fitri dan idul Adha, sudah biasa kita kenal. Namun ternyata masih boleh takbiran di tiga hari tasyrik ini. Itulah yang disebut sebagai takbir mutlak dan takbir muqayyad.
Takbir mutlak adalah takbir yang tidak terikat oleh waktu. Kapanpun kita dianjurkan bertakbir.
Takbir ini sudah dianjurkan sejak awal Dzulhijjah sampai akhir hari tasyrik, yaitu tanggal Maghrib tanggal 14 Dzulhijjah.
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ
Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mere-ka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan (Ayyaam Al Ma’luumaat). (QS. Al-Hajj : 28).
Ayyaam Al Ma’luumaat atau hari-hari yang telah ditentukan pada ayat di atas maksudnya adalah : 10 hari pertama Dzulhijjah.
Takbir muqayyad, takbir yang terikat waktu, yaitu diucapkan setiap selesai sholat fardhu.
Takbir muqoyyad disunnahkan diucapkan sejak ba’da subuh di hari arafah, sampai akhir hari tasyrik.
Allah berfirman,
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ ۚ
Dan berdzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya (Ayyaam Al Ma’duudaat). (QS. Al-Baqarah 203)
Ayyaam Al Ma’duudaat atau hari yang telah ditentukan jumlahnya maknanya : 3 hari tasyrik.
Imam Qurtubi rahimahullah menerangkan,
وقد روي عن ابن عباس أن المعلومات العشر، والمعدودات أيام التشريق, وهو قول الجمهور
Terdapat riwayat dari Ibnu Abbas bahwa Al Ma’luumat maknanya 10 hari pertama Dzulhijjah, dan Al Ma’duudaat maknanya hari tasyrik. Inilah tafsiran mayoritas ulama.
Maka dua ayat di atas adalah dalil disunnahkan memperbanyak dzikir, terutama takbiran sejak 10 hari pertama Dzulhijjah, hingga akhir hari tasyrik. Sebagaimana diriwayatkan dari sahabat Umat bin Khattab Ali bin Abi Tholib dan beberapa sahabat lainnya.
(Lihat : Mukhtashar Khilafiyaat Al Baihaqi : 2/373-376).
Selian. Wallahul muwaffiq.
- Tentang lafad-lafad takbir silahkan dipelajari di sini : Takbiran Tidak Pernu Menunggu Idul Adha
Sanden, Hamalatul Quran, Jogjakarta 12 Dzulhijjah 1442 H
Ditulis oleh : Ahmad Anshori
Artikel : TheHumairo.com