Bismillah…
Tindakan tidak beradab kepada Nabi ﷺ, dengan melempar celaan dan hinaan atau menisbatkan cerita-cerita rendah kepada beliau, sebenarnya hanya mengulang sejarah. Orang-orang hina sejak dahulu, seperti Abu Jahl, Abu Lahab berserta ustrinya Ummu Jamil, ‘Utbah bin Rabi’ah, Umayyah bin Kholaf dll. Mereka berupaya keras menjatuhkan martabat Nabi ﷺ dengan menggelari beliau tuduhan-tuduhan hina seperti, pendusta, tukang sihir, penyair gila dll. Jadi para pencela Nabi ﷺ pada zaman ini, sedang melanjutkan perjuangan Abu Jahal, Abu Lahab berserta rekan-rekannya di atas, betapa hinanya na’udzubillah min dzalik.
Tidaklah para perusak agama yang mulia ini, berjuang merusaknya sejak dahulu hingga sekarang, kecuali dengan menjatuhkan martabat Nabi Muhammad ﷺ yang sangat dicintai dan diagungkan oleh umat Islam. Agar orang-orang meninggalkan agama ini.
Pembaca TheHumairo yang dimuliakan Allah…
Menghina Nabi ﷺ adalah tindakan yang dapat menyebabkan pelakunya keluar dari Islam. Baik dilakukan dengan bercanda apalagi serius/sengaja. Allah ﷻ berfirman,
وَلَئِن سَأَلۡتَهُمۡ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلۡعَبُۚ قُلۡ أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمۡ تَسۡتَهۡزِءُونَ
Jika kamu tanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanya bersenda-gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah, “Mengapa kepada Allah, dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” (QS. At-Taubah: 65)
Saat sekelompok orang munafik yang menghina Nabi itu membela diri, bahwa mereka melakukan itu hanya sekedar bercanda, Allah menjawab,
لَا تَعۡتَذِرُواْ قَدۡ كَفَرۡتُم بَعۡدَ إِيمَٰنِكُمۡۚ
Tidak perlu kalian mencari-cari alasan, karena kalian telah kafir setelah beriman. (QS. At-Taubah : 66)
Syekh Abdurrahman As Sa’di rahimahullah menjelaskan makna ayat di atas,
إن الاستهزاء باللّه وآياته ورسوله كفر مخرج عن الدين لأن أصل الدين مبني على تعظيم اللّه، وتعظيم دينه ورسله، والاستهزاء بشيء من ذلك مناف لهذا الأصل.
Menghina Allah, ayat-ayat dan Rasul-Nya, adalah penyebab Kekafiran, pelakunya keluar dari agama Islam (murtad). Karena agama ini dibangun di atas prinsip mengagungkan Allah, serta mengagungkan agama dan RasulNya. Menghina salah satu diantaranya bertentangan dengan prinsip pokok ini. (Taisir Al Karim Ar Rahman, hal. 342)
Sangat layak orang yang mencela manusia terbaik, yang paling berjasa kepada kita mengenalkan tentang Tuhan semesta, cara bertauhid, cara menyembahNya, menunjukkan jalan ke surga, mencegah kita dari jalan ke neraka, mengentaskan kita dari kesempitan hidup menyembah makhluk, kepada kebahagiaan dan kepuasan hati menyembah Tuhan alam semesta, dihukumi kafir atau murtad dari Islam. Betapa tak tau diri, tak tau terimakasih orang yang mencela beliau.
Allah ta’ala mengancam orang-orang seperti itu,
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. (QS. Al-Kautsar, 3)
Terputus dari segala kebaikan, terputus dari segala amal kebaikan dan terputus tak lagi akan dikenang baik oleh manusia. (Taisir Al Karim Ar Rahman)
Nas-alullah as-salaamah Wal ‘afiyah.
Yogyakarta, Hamalatul Quran, 11 Rabi’us Tsani 1441 H
Ditulis oleh : Ahmad Anshori
Artikel : TheHumairo.com
[…] Menghina Nabi Walaupun Bercanda, Adalah Kekafiran […]
[…] Menghina Nabi Walaupun Bercanda, Adalah Kekafiran […]