Bismillah.
Seluruh perintah Allah dan RasulNya, pasti mengandung hikmah. Hanya saja, ada yang dapat kita ketahui dan ada yang tidak atau belum diketahui. Meski pada prinsipnya, semua aturan (syariat) agama ini ada hikmahnya, hanya soal kekuatan akal dan pengetahuan manusia saja untuk dapat menjangkaunya ataukah tidak.
Karena diantara nama Allah adalah Al-‘alim (maha mengetahui) dan Al-hakim (maha hikmah setiap perbuatanNya). Menunjukkan bahwa seluruh perintahnya, dibangun di atas ilmu yang tinggi dan hikmah yang mendalam. Seorang pasien begitu tenang dan patuh, kepada dokter yang akan mencabut giginya, padahal sakit, karena dia percaya kepada sang dokter. Percaya karena dokter mempunyai ilmu dalam mencabut gigi. Maka bagaimana dengan perintah Tuhan semesta alam yang maha luas ilmu dan hikmanNya. Akankah ada keraguan untuk percaya bahwa di dalam setiap perintah dan laranganNya adalah demi hikmah yang sangat besar?!
Ibadah-ibadah yang hikmahnya dapat dijangkau oleh akal, setidaknya ada tiga jalurnya :
- ada yang melalui jalur wahyu,
- ada yang melalui jalur ijtihad para ulama,
- ada yang ditemukan melalui proses belajar yang gigih.
Diantara hikmah ibadah yang dapat kita ketahui melalui jalur wahyu adalah, hikmah yang terkandung dalam perintah menutup bejana dan pintu-pintu rumah (termasuk juga jendela) di malam hari.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
غَطُّوا الإِنَاءَ، وَأَوْكُوا السِّقَاءَ، فَإنَّ فِي السَّنَةِ لَيْلَةً يَنْزِلُ فِيهَا وَبَاءٌ، لاَ يَمُرُّ بِإِنَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ غِطَاءٌ، أَوْ سِقَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ وِكَاءٌ، إِلاَّ نَزَلَ فِيهِ مِنْ ذلِكَ الْوَبَاءِ
“Tutuplah bejana-bejana dan wadah-wadah air. Karena ada satu malam dalam satu tahun waba’/penyakit turun di pada malam itu. Tidaklah penyakit itu melewati bejana yang tidak tertutup, atau wadah air yang tidak ada tutupnya melainkan penyakit tersebut akan masuk ke dalamnya. (HR Muslim)
Dalam hadis yang lain dinyatakan,
غَطُّوا الْإِنَاءَ وَأَوْكُوا السِّقَاءَ وَأَغْلِقُوا الْبَابَ وَأَطْفِئُوا السِّرَاجَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَحُلُّ سِقَاءً وَلَا يَفْتَحُ بَابًا وَلَا يَكْشِفُ إِنَاءً فَإِنْ لَمْ يَجِدْ أَحَدُكُمْ إِلَّا أَنْ يَعْرُضَ عَلَى إِنَائِهِ عُودًا وَيَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ فَلْيَفْعَلْ
“Tutuplah bejana-bejana dan tempat-tempat minuman, tutup pintu-pintu, dan matikanlah lampu, karena setan tidak dapat membuka tutup tempat minum, pintu, dan bejana. Jika kalian tidak dapat menutupnya kecuali dengan membentangkan sepotong ranting di atasnya dan menyebut nama Allah (bismillah), maka lakukanlah. (HR. Muslim).
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan setidaknya ada empat hikmah, dua diantaranya, telah disebutkan dalam dua hadis di atas :
(1) menjaga diri dan keluarga dari kezaliman setan, yang mereka perbuat melalui bejana atau pintu-pintu yang tidak tertutup. Karena setan tidak mampu membuka bejana atau pintu yang tertutup.
(2) menghindari penyakit, yang Allah turunkan pada salahsatu malam dalam satu tahun.
(3) menghindari najis dan benda-benda menjijikan yang jatuh pada makanan atau minuman yang tidak ditutup.
(4) menjaga makanan dari hewan atau serangga, yang bisa saja masuk ke makanan, lalu termakan tanpa sadar.
(Syarah Muslim 13/265, dikutip dari Islamqa).
Ibnu Daqiq Al ‘Ied menerangkan hikmah yang menarik,
وأما قوله : ( فإن الشيطان لا يفتح بابا مغلقا ) فإشارة إلى أن الأمر بالإغلاق لمصلحة إبعاد الشيطان عن الاختلاط بالإنسان وخصه بالتعليل تنبيها على ما يخفى مما لا يطلع عليه إلا من جانب النبوة
“Sesungguhnya setan tidak dapat membukan pintu yang tertutup.”
Potongan hadis ini menunjukkan, bahwa perintah menutup pintu adalah untuk tujuan menjauhkan setan dari bercampurbaur dengan manusia. Kemudian pada hadis hanya disebut alasan ini saja, karena hal ini tidak dapat diketahui kecuali melalui jalur kenabian (wahyu). (Dinukil oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 11/90)
Hadis dan penjelasan ulama di atas, juga memberi pelajaran kepada kita bahwa setan/jin tidak bisa menembus tembok, sebagaimana yang ditampilkan di film-film horor. Karena jangankan menembus tembok, membuka pintu bahkan bejana saja tidak bisa, apalagi menembus tembok. Maka sayangilah akidah anda dan keluarga, dari tayangan-tayangan yang mrusak akidah kita.
Wallahua’lam bis showab…
Ditulis oleh : Ahmad Anshori
Artikel : TheHumairo.com