Keluarga Adalah Paling Berhak Menerima Sedekah
Bismillahirrahmanirrahim..
Ramadhan dengan sedekah tidak bisa dilakukan dipisahkan. Pasalnya Nabi kita shalallahu alaihi wa sallam menjadikan sedekah adalah amalan andalan beliau di bulan berkah ini. Beliau shalallahu alaihi wa sallam sangat-sangat dermawan jika berada di bulan ramadhan. Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma yang menceritakan demikian,
كَانَ النَّبِىُّ صلى الله عليه و سلم أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ جِبْرِيلُ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ فِى رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ ، يَعْرِضُ عَلَيْهِ النَّبِىُّ صلى الله عليه و سلم الْقُرْآنَ ، فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ –عَلَيْهِ السَّلاَمُ – كَانَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ. متفق عليه
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia paling dermawan dalam kebaikan (harta benda). Dan kedermawanan beliau memuncak saat berada di bulan Ramadhan, saat berjumpa dengan Malaikat Jibril. Dan dahulu Malaikat Jibril ‘alaihissalam biasanya senantiasa menjumpai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada setiap malam di bulan Ramadhan hingga akhir bulan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca Al Qur’an di hadapannya. Bila beliau telah berjumpa dengan Malaikat Jibril ‘alaihissalam beliau terasa begitu dermawan dalam masalah kebaikan (harta benda) dibanding angin yang berhembus.” (Muttafaqun ‘alaih)
Salahsatu trik bersedekah agar dapat meraup pahala lebih besar adalah sedekah kepada keluarga. Pahalanya lebih besar daripada sedekah yang diberikan kepada non-keluarga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :
اَلصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ وَ هِيَ عَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ : صَدَقَةٌ وَ صِلَةٌ
“Bersedekah kepada orang miskin adalah satu sedekah, dan kepada kerabat ada dua (kebaikan); sedekah dan silaturrahim.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Hakim, Shahihul Jami’ no. 3858)
Bahkan tergolong seutama-utamanya sedekah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan,
دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى رَقَبَةٍ وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِى أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ
“Ada dinar yang kamu infakkan di jalan Allah, dinar yang kamu infakkan untuk memerdekakan budak dan dinar yang kamu sedekahkan kepada orang miskin. Namun dinar yang kamu keluarkan untuk keluargamu, lebih besar pahalanya.” (HR. Muslim)
Namun, meski sedekah kepada keluarga adalah paling afdhol, keafdholan sedekah kepada keluarga, memiliki tingkatan. Sesuai tingkat kedekatan hubungan kekerabatan dengan kita. Semakin dekat, maka semakin afdhol dan semakin berhak untuk diprioritaskan mendapatkan sedekah kita. Sebagaimana yang berlaku dalam pembagian harta warisan kita.
Dalam tingkat kekerabatan, adik memiliki kekerabatan lebih dekat dari pada bibi.
Tingkatan Kerabat
Berikut ini urutan derajat kekerabatan :
Pertama, bunuwwah. Yaitu, anak, cucu dan terus ke bawah.
Kedua, ubuwwah. Yaitu, ayah/Ibu, kakek/nenek dan seterusnya ke atas.
Ketiga, ukhuwwah. Yaitu, adik/kakak (laki-laki atau perempuan), kemudian keponakan dan seterusnya ke bawah.
Keempat, ‘umumah. Yaitu, paman / bibi, anak-anak paman ataupun bibi dan seterusnya ke bawah.
(Lihat : Shahih Fikih Sunnah 3/427, Fikih Al Ahwal As Syakhsyiah Fil Miirots wal Waahiyyah hal. 106 – 107)
Semakin dekat hubungan kekerabatan, semakin afdol dan besar pahala sedekahnya.
Demikian…
Wallahua’lam bis showab.
Tulisan ini pernah diterbitkan di situs KonsultasiSyariah.com dengan judul : Sedekah Kepada Bibi atau Adik? Karya Ustadz Ahmad Anshori Lc -hafidzohullah-. Kemudian diringkas dan dipublikasi ulang oleh TheHumairo.com