Bismillah…
Dalam berdoa, agar terkabul kita perlu memperhatikan sebab-sebab yang menghambat terkabulnya doa. Untuk kita waspadai kemudian kita hindari. Apa sajakah itu? Berikut ini kami sarikan untuk pembaca sekalian, sebab lemahnya doa, yang kami kutip dari buku Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal “50 Doa Mengatasi Problematika Hidup”, kemudian kami beri penjalasan (Syarah). Kutipan dari buku beliau, kami tandai dengan cetak tebal
Pertama, Doa berisi hal-hal yang tidak disukai oleh Allah. Yaitu mengandung maksiat dan permusuhan.
Misalnya, bila dengki kepada sepasang suami istri maka dia mendoakan agar mereka bercerai, berdoa agar mendapat banyak harta untuk mabuk-mabukan dan berfoya-foya dan lain-lain.
Doa yang berisi dosa, tak akan dikabulkan oleh Allah. Ini menunjukkan kasih sayang Allah kepada hambaNya.
Dalil akan hal ini adalah, hadis dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ما من مسلمٍ يدعو بدعوة ليس فيها أثمٌ ولا قطيعة رحم إلا أعطاه الله بها إحدى ثلاث؛ إما أن تعجل له دعوته، وإما أن يدخرها له في الآخرة، وإما أن يصرف عنه من السوء مثلها”. قالوا: إذا نكثر. قال: “اللهُ أكثرُ”
“Tiada seorang muslim pun yang memohon (kepada Allah Ta’ala) dengan doa yang tidak mengandung dosa (permintaan yang haram), atau pemutusan hubungan (baik) dengan keluarga/kerabat, kecuali Allah akan memberikan baginya dengan (sebab) doa itu salah satu dari tiga perkara:
[1] boleh jadi akan disegerakan pengabulan doanya,
[2] atau Allah akan menyimpannya untuk kebaikan (pahala) baginya di akhirat,
[3] atau akan dihidarkan darinya keburukan (bencana) yang sesuai dengannya”.
Para sahabat radhiyallahu ‘anhum berkata: Kalau begitu, kami akan memperbanyak (doa kepada Allah). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salalm bersabda, “Allah lebih luas (rahmat dan karunia-Nya)”. (HR. Ahmad, Al Hakim dll).
Kedua, lemahnya iman.
Iman dapat naik turun. Naik karena taat, turun karena maksiat. Demikian Ahlussunah Wal Jama’ah meyakini iman.
Sahabat Umair bin Habib mengatakan,
إن الإيمانَ يَزيد وينقص
“Iman itu dapat bertambah dan berkurang.”
“Apa penambahan iman dan apa yang menyebabkannya berkurang?” Tanya seorang kepadanya.
Beliau menjawab,
إذا ذكرنا الله وخشيناه فذلك زيادته، وإذا غفَلنا ونسِينا وضيَّعنا فذلك نقصانه
“Jika kita mengingat Allah dan takut kepadaNya, itulah penambah iman. Jika kita melalaikan Allah, melupakanNya, menyiakanNya, itulah pelemah iman. (Riwayat Ibnu Sa’ad)
Al Qur’an pun menunjukkan, bahwa iman dapat bertambah dan berkurang.
Allah berfirman,
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتۡهُمۡ إِيمَٰنٗا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal. (QS. Al-Anfal : 2)
Dalam ayat yang lain,
وَلَمَّا رَءَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلۡأَحۡزَابَ قَالُواْ هَٰذَا مَا وَعَدَنَا ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ وَصَدَقَ ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥۚ وَمَا زَادَهُمۡ إِلَّآ إِيمَٰنٗا وَتَسۡلِيمٗا
Dan ketika orang-orang mukmin melihat golongan-golongan (yang bersekutu) itu, mereka berkata, “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita.” Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu menambah keimanan dan keislaman mereka. (QS. Al-Ahzab : 22)
Dari sini kita mengetahui, ternyata dosa dan maksiat yang menyebabkan iman melemah. Dampaknya tak hanya berupa catatan buruk di lembaran malaikat pencatat amal. Namun juga menyebabkan doa lemah. Lemah dalam apa? Dalam tiga hal berikut :
[1] Lemah potensi terkabulnya
Karena dosa menyebabkan doa tidak terkabul.
[2] Lemah tawakkalnya kepada Allah.
Karena iman mengundang rasa aman atau ketenteraman dalam hati oleh hati yang dipenuhi rasa tawakkal kepada Allah. Dan tawakkal atau bergantung penuh kepada Allah, adalah sebab terkabulnya doa.
وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٖ قَدۡرٗا
Siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS. Ath-Thalaq : 3)
Sebaliknya, iman yang lemah mengundang kecemasan dan kegelisahan, karena tawakkalnya yang kurang kepada Allah. Oleh karenanya Iman disebut iman, berasal dari kata aman أمن (rasa aman), yang membuahkan ketentraman.
وأصله من الأمن أو الأمانة ومعناها الطمأنينة
Asal kata iman dari kata aman dan amanah, yang maknanya ketenangan (tuma’ninah).
(Al Bahrul Muhit, 1/162)
[3] Lemah minat berdoa.
Karena doa adalah ibadah. Semangat ibadah akan melemah saat hati seorang dipenuhi noda dosa.
Ironinya, orang yang seperti itu keadaannya, adalah selemah-lemah nya manusia.
Seperti dikatakan oleh sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu,
وأعجَزَ النَّاسِ مَن عجَز عَنِ الدُّعاءِ
Manusia paling Lemah, adalah yang paling Lemah dalam berdoa. (Dinilai shahih oleh Syekh Albani, dalam Shahihul Jami’ )
Ketiga, Karena mengonsumsi hal yang haram, baik makanan, minuman, pakaian, dan lain-lain.
Barang-barang haram yang masuk dalam tubuh kita atau yang kita pakai, akan menghambat terkabulnya doa kita.
Di dalam hadits shahih, Rasullullah shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyebutkan kisah :
ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ
seseorang yang melakukan safar (bepergian jauh), baju dan rambutnya kusut berdebu, ia menengadahkan tangannya ke langit seraya berdoa,
“Ya Tuhanku, Ya Tuhanku…”
(Ya Rabbi Ya Rabbi)
Namun makanan, minumannya haram, pakaiannya pun haram dan ia dikenyangkan oleh barang yang haram. Maka bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?!”. (HR Muslim)
Padahal orang ini, diceritakan pada hadis di atas bahwa ia telah mengupayakan lima sebab terkabulnya doa :
- Safar
- Kondisi merendah.
Diceritakan pada hadis itu, “baju dan rambutnya kusut berdebu.”
- Menengadahkan tangan ke langit.
- Bertawasul dengan nama Allah sebelum berdoa.
“Ya Tuhanku, Ya Tuhanku…” (Ya Rabbi Ya Rabbi)
- Mengulang-ulang doa.
Hanya karena makanan haram, lima sebab mustajab ini gubur! Na’udzubillah min dzalik.
Keempat, Penuh dosa yang menutupi hati.
Dosa akan menyebabkan doa tidak terkabul, karena :
- Terkabulnya doa adalah rizki.
Sementara Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
لا يَزيد في العُمْر إلا البِر، ولا يردُّ القدَرَ إلاَّ الدُّعاء، وإنَّ الرجل ليُحرم الرِّزقَ بالذنب يُصيبه
Umur tidaklah menambah melainkan kebaikan. Tidak ada yang bisa menolak takdir kecuali doa. Dan sungguh seorang itu bisa terhalangi dari suatu rizki, disebabkan dosa yang ia lakukan. (HR. Ibnu Majah, Nasa-i, Ahmad dll)
- Adanya hadis yang menjelaskan bahwa doa yang mengandung dosa tak akan dikabulkan.
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
لا يزال يستجاب للعبد ما لم يدع بإثم أو قطيعة رحم.
Doa akan selalu dikabulkan selama tidak mengandung dosa atau memutus tali silaturahmi. (HR. Muslim)
- Istighfar menyebabkan datangnya rizki.
Sebagaimana Allah ceritakan ucapan Nabi Hud dalam Al Quran,
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ
Hud berkata, “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS. Hud : 52)
Kelima, Hati lalai ketika berdoa.
Karena inti daripada doa adalah dalam hati. Sehingga lalainya hati terhadap doa yang diucapkan, menyebabkan doa tidak dikabulkan. Nabi bersabda,
لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ
Doa yang bersumber dari hati yang lalai tidak akan dikabulkan. (HR. Tirmudzi)
Keenam, Tergesa-gesa ingin doanya cepat terkabul.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ
“Doa salah seorang di antara kalian akan dikabulkan selama tidak tergesa-gesa.”
“Apa maksud tergesa-gesa itu, wahai Rasulullah?” tanya para sahabat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
دَعَوْتُ و دَعَوْتُ و دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي
“Yaitu ketika seseorang berkata, “Aku berdoa, aku berdoa, aku berdoa, namun belum juga dikabulkan.” (HR. Bukhari no. 6340 dan Muslim no. 2735)
Wallahua’lam bis showab.
Baca Juga:
Ditulis oleh : Ahmad Anshori
Artikel : TheHumairo.com
[…] ayo kita peduli kepada saudara kita di Uighur. Sebutlah mereka dalam doa-doa mustajab kita. Bantu mereka seada kemampuan yang Allah berikan kepada […]