Bismillah..

Ramadhan lalu, kita masih bisa tenang shalat tarawih di masjid. Namun untuk kali ini, demi taat kepada Allah, RasulNya serta pemerintah kita (Ulil Amri), kita jalankan shalat tarawih di rumah, agar pandemi Corona segera berlalu.

Baca : Tidak Shalat Jamaah Karena Takut Tertular Virus Corona

Saat di masjid dulu, mungkin banyak dari pembaca sekalian mendapatkan bimbingan doa berjama’ah di setiap jeda raka’at tarawih. Namun tak semua kita hafal doa itu. Sehingga saat sholat di rumah, kita bingung membaca doa apa.

Para pembaca yang dimuliakan Allah…

Sebenarnya bila kita mengikuti tarawih yang sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ, sangat mudah dan simple para pembaca. Nabi ﷺ tidak mengajarkan adanya bacaan doa khusus, yang dibaca di sela-sela jeda raka’at tarawih.

Kita mengetahui demikian, karena shalat tarawih berjamaah, tentu sudah ada sejak zaman Nabi ﷺ Abu Bakr, Umar dan seluruh Khulafaur Rasyidin. Namun, tak ada satupun riwayat yang menyebutkan, bacaan dzikir khusus yang biasa Nabi serta para sahabatnya baca di sela jeda raka’at tarawih.

Padahal, tarawih adalah salahsatu ikonnya ramadhan. Termasuk segala yang berkaitan dengan ibadah ini, sangat penting, seperti bacaan doa di antara raka’at tarawih. Karena kenyataannya, bacaan itu suatu ritual yang tak bisa dipisahkan dari ibadah tarawih, sebagaimana anggapan banyak masyarakat di negeri kita.

Tak mungkin suatu hal yang sepenting ini, tak populer di kalangan Nabi dan para sahabat. Seharusnya ibadah yang seperti ini jika memang dilakukan oleh Nabi ﷺ, tentu setidaknya satu dua riwayat yang menjelaskan kepada kita. Mungkin tetap kurang wajar ya, bila hanya satu dua riwayat, setidaknya ada banyak riwayat yang menerangkan kepada kita tentang bacaan doa di sela tarawih. Karena ibadah ini dahulu di zaman Nabi dan sahabat, dilakukan secara berjama’ah di masjid Nabawi. Sehingga tentu akan banyak sahabat Nabi yang mendengar bacaan doa Nabi di sela tarawih.

Namun kenyataannya, jangankan satu dua, bahkan tak ada satupun riwayat yang menyebutkan bacaan dzikir khusus yang dibaca Nabi disela rakaat tarawih. Tidak pula di tarawihnya Abu Bakr As-Siddiq, Umar bin Khattab serta sahabat lainnya. Padahal, perkara yang lebih sepele dari itu saja, ada riwayatnya dari Nabi ﷺ, seperti adab buang hajat misalnya.

Sehingga ini menunjukkan, tak adanya dalil yang menerangkan bacaan dzikir khusus Nabi saat jeda raka’at tarawih, merupakan dalil bahwa ibadah tersebut tidak dituntunkan (disyariatkan).

Karena kaidah yang berlaku dalam perihal ibadah adalah,

والأصل في العبادات المنع منها إلا بدليل يوجبها أو يستحبها

H”asal ibadah adalah terlarang. Sampai ada dalil yang mewajibkan atau menganjurkannya.”

Dalam Fatawa Islam Su-al wal Jawab (saol no.  50718) dijelaskan,

وقد صلَّى النبي صلى الله عليه وسلم القيام مع أصحابه ليالي ، وصلَّى الصحابة أفراداً ومجتمعين ، في زمانه صلى الله عليه وسلم ، وبعد موته ، ولا يُعلم أنهم ذكروا الله تعالى بذِكرٍ معيَّن بعد كل تسليمة أو تسليمتين ، وعدم نقل العلماء لذكر جماعي بين ركعات التراويح عن الصحابة ومن بعدهم دليل على عدم وقوعه

” Nabi ﷺ melaksanakan sholat tarawih bersama para sahabat beliau di beberapa malam. Para sahabat juga demikian, baik tarawih sendiri-sendiri atau berjama’ah. Di masa Nabi ﷺ ataupun sepeninggal beliau. Namun tak diketahui bahwa mereka membaca dzikir khusus di setiap jeda raka’at tarawih. Tidak adanya riwayat dari pada sahabat dan generasi setelah mereka, yang menjelaskan tentang dzikir yang biasa mereka baca bersama-sama, di sela raka’at tarawih, adalah dalil bahwa hal tersebut tak pernah terjadi di masa mereka.”(https://www.google.com/amp/s/islamqa.info/amp/ar/answers/50718)

Kami tambahkan keterangan dari Syaikh Muhammad Al-Abdari, yang populer dikenal dengan nama Ibnul Hajj, dalam kitabnya Al-Madkhol,

وينبغي له – أي : الإمام – أن يتجنب ما أحدثوه من الذكر بعد كل تسليمتين من صلاة التراويح ، ومن رفع أصواتهم بذلك ، والمشي على صوت واحد ؛ فإن ذلك كله من البدع ، وكذلك ينهى عن قول المؤذن بعد ذكرهم بعد التسلميتين من صلاة التراويح ” الصلاة يرحمكم الله ” ؛ فإنه محدث أيضاً ، والحدث في الدين ممنوع ، وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم ، ثم الخلفاء بعده ثم الصحابة رضوان الله عليهم أجمعين ولم يذكر عن أحد من السلف فعل ذلك فيسعنا ما وسعهم .

“Seorang Imam sholat tarawih sepatutnya meninggalkan amalan ibadah baru, yang biasa dilakukan oleh para jama’ah di antara jeda raka’at tarawih, diantaranya berdzikir dengan suara keras dan bersama-sama. Karena amalan seperti ini termasuk bid’ah.

Demikian pula setelah dzikir di antara jeda raka’at tarawih tersebut, Muazin tidak boleh mengucapkan, “As-sholaah Yar hamukumullah.”

Karena amalan seperti ini juga ibadah baru dalam agama (tidak ada di zaman Nabi, pent). Ibadah baru dalam agama itu terlarang. Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuknya Nabi Muhammad ﷺ, kemudian petunjuk Khulafaur Rasyidin lalu para sahabat semoga Allah meridhoi mereka semua. Tak satupun riwayat menerangkan bahwa para salaf (sahabat, tabi’in dan taabi’ut taabi’in, pent) melakukan amalan itu. Maka kita mencukupkan diri dengan amalan yang membuat mereka cukup.” (Al-Madkhol 1/443)

Baca juga: Selamat Datang Ramadhan #1

Meskipun demikian, dibolehkan membaca berdoa, membaca dzikir atau membaca Al-Qur’an, dengan syarat tidak mengkhususkan bacaan dzikir/doa/ayat dan surat Qur’an tertentu, kecuali yang memang dikhususkan oleh dalil.

Syekh Abdulaziz bin Baz rahimahullah menjelaskan saat ditanya tentang doa khusus yang dibaca di sela dua raka’at tarawih,

ما لها أصل.. ليس لهذا أصل، ومن دعا فلا بأس بما يسر الله من الدعاء، وإنما ليس هناك دعاء خاص بين التسليمتين، ولكن من دعا فلا حرج، أما شيء خاص … هذا الدعاء ولا غيره. نعم.

Seperti ini tidak ada dalilnya. Tapi siapa yang mau berdoa silahkan berdoa dengan doa yang Allah mudahkan untuknya. Tidak ada doa khusus di jeda raka’at tarawih. Namun siapa yang mau berdoa (apa saja tanpa mengkhususkan), silahkan. Kalau doa khusus, maka tidak ada doa khusus atau bacaan dzikir khusus lainnya. (Dikutip dari laman resmi beliau).

Bacaan dzikir yang bisa kita baca di jeda raka’at tarawih, adalah yang disebutkan dalam hadis berikut :

Dari sahabat Tsauban radhiyallahu’anhu beliau mengabarkan,

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا انصرف من صلاته استغفر ثلاثا, وقال: ((اللهم أنت السلام ومنك السلام, تباركت يا ذاالجلال والإكرام))

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bila usai dari shalat wajib, beliau membaca :
– istighfar (astaghfirullaahal ‘azhiim) sebanyak tiga kali.

– Kemudian beliau membaca :
“allaahumma antas salaam waminkas salaam, tabaarakta ya dzal jalaali wal ikroom.”
(artinya: Ya Allah Eukaulah yang memberikan kedamaian, dariMu lah seluruh kedamaian, maha suci Eukau ya Allah Maha Gagah lagi Maha Pemurah)”. (HR. Muslim)

Dua bacaan dzikir di atas, dianjurkan dibaca di semua sholat, baik wajib maupun sholat sunah, termasuk di sini usai dua shalat tarawih.

Hamalatul Quran Yogyakarta, 1 Ramadhan 1441 H

Baca juga :


Ditulis oleh : Ahmad Anshori

Artikel : TheHumairo.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here