Ngerinya Batu – Batu Neraka
Bismillah…
Salahsatu benda yang akan menjadi bahan bakar neraka adalah batu.
Allah Subhanahu wa ta’ala menjelaskan hal ini,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٞ شِدَادٞ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ
Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim : 6)
Batu yang bagaimanakah yang menjadi bahan bakar neraka?
Ada dua jenis batu :
Pertama, batu berhala yang disembah oleh orang-orang kafir.
Dalilnya adalah surat Al-Anbiya’ ayat 98,
إِنَّكُمۡ وَمَا تَعۡبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنتُمۡ لَهَا وَٰرِدُونَ
Sungguh, kamu (orang kafir) dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah bahan bakar Jahanam. Kamu (pasti) masuk ke dalamnya.
Hikmah di balik berhala dijadikan bahan bakar neraka adalah, untuk semakin membuat sedih dan menyesal setiap orang yang menyembahnya. Sebagai tambahan azab psikis untuk mereka. Ternyata Tuhan yang mereka sembah dahulu di dunia, menggantungkan harap dan tawakkal kepadanya, akan masuk ke neraka bersama penyembahnya. Tak bisa menolong. Hanya akan menjadi bahan bakar neraka yang semakin menambah panas api yang membakar mereka.
Imam Al Qurtubi rahimahullah menerangkan,
وأن النار لا تكون على الأصنام عذابا ولا عقوبة ؛ لأنها لم تذنب ،ولكن تكون عذابا على من عبدها : أول شيء بالحسرة
“Api neraka bagi berhala-berhala itu tidak sebagai azab atau hukuman. Karena berhala tidak berbuat dosa (benda mati, red). Namun menjadi azab bagi para menyembahnya. Azab pertama yang mereka rasakan saat melihat berhala itu berada di neraka adalah, penyesalan.” (Tafsir Al Qurtubi).
- Baca juga : Usia Neraka
Kedua, batu selain batu berhala.
Para ulama berbeda pendapat batu yang bagaimana?
Pendapat pertama, maksudnya adalah batu kibrit كبريت (sulfur atau belerang)
Pendapat ini dipegang oleh mayoritas ulama tafsir memegang pendapat ini. Diantara sahabat Nabi yang memegang pendapat ini adalah Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu, beliau menyatakan,
هي حجارة من كبريت، خلقها الله يوم خلق السماوات والأرض في السماء الدنيا يعدها للكافرين
“Batu yang menjadi bahan bakar neraka adalah batu belerang. Allah menciptakannya di langit dunia saat hari penciptaan langit dan bumi. Allah siapkan untuk mengazab orang – orang kafir.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim dan Al Hakim dalam Al Mustadrok)
Pendapat kedua, ulama yang lain berpandangan, bahwa maknanya tidak mesti batu kibrit.
Para ulama klasik menafsirkannya dengan batu kibrit. Karena kibrit adalah jenis batu paling panas yang mereka ketahui ketika itu. Meski tidak menutup kemungkinan ada batu lain yang lebih panas dan lebih kuat dalam memberikan dampak azab, daripada batu kibrit.
Lantas batu seperti apa gerangan?
Dalam buku Al Jannatu Wan Nar (Surga dan Neraka), Prof. Dr. Umar Sulaiman Al Asqor menjelaskan, batu yang dimaksud adalah batu yang memiliki lima karakter berikut :
[1] Cepat menyala, (سرعة الإيقاد)
[2] Mengeluarkan bau yang tidak sedap, (نتن الرائحة)
[3] Mengeluarkan banyak asap, (كثرة الدخان)
[4] Mudah menempel kuat ditubuh manusia, (شدة الالتصاق بالأبدان)
[5] Memiliki kekuatan panas yang dahsyat. (قوة حرها)
(Al Jannatu Wan Nar, hal. 31, menukil dari ket. Imam Ibnu Rojab Al Hambali, dalam At Takhwif Minan Naar, hal. 107)
- Baca juga : Suasana Mencekam Di Padang Mahsyar
Kesimpulan terakhir ini lebih tepat insyaallah. Karena kalaupun ditafsirkan batu belerang, penafsiran tersebut fungsinya sebagai pendekatan untuk memahami. Tidak untuk menjelaskan hakikat batu neraka. Ibnu Abbas radhiyallahuma pernah mengatakan,
ليس في الدنيا مما في الآخرة إلا الأسماء.
Tidaklah benda-benda yang ada di dunia ini, tersebut sama dengan benda-benda di akhirat, melainkan sama dalam penamaan saja. (Majmu’Fatawa Ibnu Taimiyah, 5/159)
Sehingga, menafsirkannya global, dengan menjelaskan kriteria-kriteria seperti di atas, lebih tepat insyaallah. Karena adanya kemungkinan batu lain yang lebih panas dan lebih menyiksa dari belerang, mungkin batu bara atau yang lainnya. Sehingga lebih dekat dalam memahamkan batu neraka yang tersebut dalam ayat di atas.
Syeikh Umar Sulaiman Al Asqor memberikan keterangan dalam Al Jannatu Wan Nar (hal. 31),
وقد يوجد الله من أنواع الحجارة ما يفوق ما في الكبريت من خصائص، ونحن نجزم أن ما في الآخرة مغاير لما في الدنيا
“Bisa jadi ada jenis batu lain yang Allah ciptakan, yang kriteria azabnya melebihi batu belerang. Dan kita meyakini bahwa, alam akhirat berbeda dengan alam dunia.”
Wallahua’lam bis showab.
Semoga Allah menjauhkan penulis dan pembaca sekalian dari siksa neraka dan menjadikan kita termasuk penghuni surga.
Pagi di Jogja, Ponpes Hamalatul Quran, 15 Rabius Tsani 1442 H
Ditulis oleh : Ahmad Anshori
Artikel : TheHumairo.com