Bismillah

Neraka akan selamanya, tidak akan berakhir. Ini telah menjadi keyakinan yang disepakati oleh Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Imam Ibnu Hazm menyampaikan kabar ijmak tersebut,

اتفقت فرق الأمة كلها على أن لا فناء للجنة ولا لنعيمها, ولا للنار ولا لعذابها, إلا الجهم بن صفوان

Seluruh umat telah sepakat bahwa surga beserta kenikmatannya, dan neraka beserta azabnya, tidak akan berakhir, kecuali si Jahm bin Sofwan. (Al-Milal wan Nihal 4/83)

Demikian keyakinan Ahlussunnah berkaitan dengan usia neraka. Neraka akan ada selamanya. Penduduknya tak akan keluar darinya kecuali para pelaku maksiat dari orang-orang yang bertauhid. Adapun orang kafir, mereka kekal abadi di neraka.

Kata Mereka Tentang Usia Neraka

Ada tujuh kelompok menyimpang berkaitan usia neraka :

Pertama, Jahmiyah.

Pelopornya bernama Jahm bin Sofwan. Mereka meyakini neraka dan surga akan berakhir. Imam Ahmad rahimahullah menyebutkan keyakinan mereka ini dalam buku beliau “Ar Rad ‘ala az Zanadiqoh / Bantahan Untuk Orang-Orang Zindiq”, kemudian beliau menjelaskan bantahannya.

Kedua, Khawarij dan Mu’tazilah.

Keduanya meyakini kekalnya setiap orang yang masuk neraka.  Meski ia tergolong orang yang mukmin.

Sebab munculnya keyakinan ini karena kaum Khawarij mengkafirkan kaum muslimin karena sebab dosa yang mereka lakukan. Jadi setiap orang islam yang melakukan dosa, maka dia kafir dan kekal di neraka menurut mereka.

Adapun Mu’tazilah, mereka meyakini, orang islam yang melakukan dosa besar, statusnya berada di antara dua status (Manzilah bainal manzilatain). Di dunia, ia tidak disebut mukmin tidak juga kafir. Tapi di akhirat, kekal selamanya di neraka.

Ketiga, Yahudi.

Menurut mereka, orang-orang yang beragama Yahudi akan diazab di neraka dalam waktu tertentu. Lalu tempat mereka setelah masa azab berakhir, akan ditempati oleh orang-orang selain Yahudi. Namun Allah telah membantah keyakinan sesat ini. Allah berfirman,

وَقَالُوا لَن تَمَسَّنَا النَّارُ إِلَّا أَيَّامًا مَّعْدُودَةً ۚ قُلْ أَتَّخَذْتُمْ عِندَ اللَّـهِ عَهْدًا فَلَن يُخْلِفَ اللَّـهُ عَهْدَهُ ۖ أَمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّـهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Kaum Yahudi berkata: “Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja”. Jawablah: “Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?”

بَلَىٰ مَن كَسَبَ سَيِّئَةً وَأَحَاطَتْ بِهِ خَطِيئَتُهُ فَأُولَـٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

(Bukan demikian), yang benar: barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah : 80 – 81)

Kata mereka hanya 40 tahun di neraka…

Orang-orang Yahudi, “terang Imam Ibnu Jarir, “berkata : Allah akan memasukkan kami ke dalam neraka selama 40 tahun saja. Sampai jika seluruh dosa kami dimakan oleh api, aka nada yang berseru : Keluarkan dari neraka setiap anak keturunan Bani Israil yang sudah disunat. Oleh kerena sebab inilah kami diperintahkan untuk bersunat. Kaum Yahudi berkata : Tak ada seorangpun diantara kami yang berada di neraka melainkan akan dikeluarkan.” (Tafsir At Tobari 1/381).

Dalam kitab taurat versi mereka juga tertulis, bahwa jarak antara dua sudut neraka adalah perjalanan selama 40 hari. Berakhir sampai di pohon Zaqum yang berada di dasar neraka. Mendengar ini, sahabat Ibnu Abbas berkomentar,

إن الجحيم سقر, وفيها شجرة الزقوم, فزعم أعداء الله أنه خلا العدد الذي وجدوا في كتابهم أياما معدودات

Sesungguhnya neraka itu menyala-nyala. Di dalamnya ada pohon Zaqum. Para musuh Allah itu mengira bahwa pohon Zaqum adalah penghabisan masa azab, sebagaimana yang mereka dapati dalam kitab mereka sebagai tafsiran dari “hanya beberapa hari saja di neraka.” (Tafsir At Tobari 1/381)

Keempat, keyakinan bapaknya wihdatul wujud : Ibnu Arabi at Tho-i.

Dia meyakini bahwa penduduk neraka akan diazab dalam beberapa waktu saja, tidak selamanya. Lalu, setelah mereka lama di neraka, tabiat mereka akan berupah menjadi tabiat api. Mereka akan menikmati suasana panasnya neraka. Karena sudah selaras dengan tabiat mereka.

Keyakinan ini juga dipegang oleh sebagian orang sufi. (Fathul Bari, 11/421).

Kelima, ada pula yang meyakini bahwa semua penduduk neraka akan dikeluarkan. Namun neraka akan tetap abadi.

Keenam, Abu Hudzail Al-‘Allaf. Salah seorang tokoh Mu’tazilah.

Dia meyakini bahwa penduduk neraka akan mati. Mereka kelak akan menjadi benda padat yang tidak lagi bisa bergerak. Tidak merasakan pedih. Karena dia meyakini bahwa tak ada satupun kejadian di alam ini yang tidak berakhir. Keyakinan sesat yang hanya berdasar pada akal, menyelisihi dalil-dalil Quran dan Sunah yang tegas.

Keenam, Allah akan mengeluarkan orang-orang yang Allah kehendaki dari neraka. Lalu membiarkan siapa yang Allah kehendaki. Allah akan membiarkan sebagian dari neraka tetap kekal ada, sebagian yang lain akan berakhir. Ada periode tertentu yang Allah tentukan sampai neraka itu akan berakhir.

Dalil – Dalil Kekekalan Neraka

Dalil dalam Al Quran

وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَـٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. Al A’raf : 36)

لَوْ كَانَ هَـٰؤُلَاءِ آلِهَةً مَّا وَرَدُوهَا ۖ وَكُلٌّ فِيهَا خَالِدُونَ

Andaikata berhala-berhala itu Tuhan, tentulah mereka tidak masuk neraka. Dan semuanya akan kekal di dalamnya. (QS. Al Anbiya’ : 99)

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَـٰئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللَّـهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ ﴿١٦١﴾ خَالِدِينَ فِيهَا ۖ لَا يُخَفَّفُ

عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنظَرُونَ ﴿١٦٢

Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalam laknat itu; tidak akan diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh.   (QS. Al Baqarah : 161 – 162)

Allah juga mensifati azab nereka dengan sebutan “muqiim’’, yang artinya tidak akan pernah berakhir.

يُرِيدُونَ أَن يَخْرُجُوا مِنَ النَّارِ وَمَا هُم بِخَارِجِينَ مِنْهَا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّقِيمٌ

Mereka ingin keluar dari neraka, padahal mereka sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya, dan mereka beroleh azab yang kekal.

Dalil dari hadis.

Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- bersabda:

إذَا دَخَلَ أهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ وَأهْلُ النَّارِ النَّارَ يُؤْتَى بِالْمَوْتِ كَهَيْئَةِ كَبْشٍ أمْلَحَ فَيُنَادَي مُنَادٍ يَا أهْلَ الْجَنَّةِ فَيَشْرَئِبّوْنَ وَيَنْظُرُوْنَ فَيَقوْلُ هَلْ تَعْرِفُوْنَ هَذَا فَيَقُوْلوْنَ نَعَمْ هَذَا الْمَوْتُ وَكُلهمْ قَدْ رَآهُ ثمَّ يُنَادِي يَا أهْلَ النَّارِ فَيَشْرَئبّوْنَ وَيَنْظُرُوْنَ فَيَقُوْلُ هَلْ تَعْرِفُوْنَ هَذَا

فَيَقولوْنَ نَعَمْ هَذَا المْوَتُ وَكلهُمْ قَدْ رَآهُ فَيُذبَحُ ثمَّ يَقوْلُ يَا أهْلَ الْجَنَّةِ خُلُوْد فَلَا مَوْتَ وَيَا أهْلَ النَّارِ خلُوْدٌ فَلَا مَوْتَ

“Apabila penduduk surga telah masuk ke dalam surga dan penduduk neraka telah masuk ke dalam neraka. Maka kematian akan didatangkan dalam bentuk kambing berwarna putih kehitam-hitaman. Kemudian berserulah penyeru, “Wahai penghuni surga.” Merekapun mengangkat leher dan memandang. “Tahukah kalian sosok ini?” tanya Sang Penyeru.

Mereka menjawab, “Ya, ini adalah kematian.” Karena mereka semua pernah melihatnya.

Sang penyeru pun kembali menyeru, “Wahai penghuni neraka”, mereka pun mengangkat leher dan memandang. Penyeru berkata, “Tahukah kalian sosok ini?”

Mereka menjawab, “Ya, ini adalah kematian.” Karena mereka pernah melihatnya.

Lalu kematian itu disembelih. Lalu sang penyeru berkata : “Wahai penduduk surga, kalian akan kekal tidak ada lagi kematian. Wahai penduduk neraka kalian pun akan kekal tidak ada lagi kematian”. Kemudian Rasulullah membaca ayat ini (Qs Maryam : 39). (HR. Bukhari dan Muslim)

___

Referensi : Al Jannatu wan Nar, karya Syekh Prof. Dr. Umar Sulaiman Al Asyqar. Terbitan : Darun Nafa-is th. 1423 H


Ditulis oleh : Ahmad Anshori

Artikel : TheHumairo.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here