13 Ciri Dukun yang Mengaku Kiyai atau Ustadz

Setan dalam mengelabuhi mangsanya dari kalangan manusia, sangat licik. Dia akan menjual kesesatan dengan casing yang indah dan menarik. Bahkan tak jarang mereka menggunakan agama sebagai umpan. Seperti yang ada di masyarakat kita, dan menjamur kembali akhir-akhir ini, dukun berkedok kiyai atau Ustadz. Dia memakai kostum layaknya seorang yang alim atau berilmu agama, tapi sebenarnya dia adalah dukun.

Agar kita tidak tertipu dengan tipuan seperti ini, yang mengakibatkan rusaknya iman dan akidah kita. Mari kita kenali ciri dukun yang mengaku ustadz

Di dalam kitab As-Shorimul Battar Fit Tasodda Lis saharoti Al-Aysror (halaman 77 – 78),
Syaikh Wahid Abdussalam Bali -hafidzohullah- menjelaskan ada 13 ciri dukun yang dengannya kita insyaallah tidak akan terkecoh oleh kostum mereka, berikut kami paparkan untuk pembaca :

Pertama, menanyakan nama pasien dan nama ibunya.

Tambahan dari kami : Khusus dukun di komunitas Jawa, biasanya juga menanyakan hari lahir beserta wetonnya, seperti Rabu pon, Jumat Kliwon dst.

Kedua, meminta benda yang mengandung jejak pasien, seperti baju pasien, peci, sapu tangan, kaosnya dll.

Ketiga, meminta hewan dengan kriteria tertentu untuk disembelih, tanpa menyebut nama Allah. Kadang darahnya dilumurkan pada bagian tubuh yang sakit, atau kadang dibuang dilokasi tertentu.

Tambahan dari kami :
Di jawa dan di sejumlah daerah di tanah air, biasanya yang diminta ayam cemani yaitu ayam dengan warna kulit serba hitam.

Keempat, menuliskan rajah-rajah.

Kelima, membacakan mantra atau rajah yang tidak difahami maknanya.

Tambahan dari kami :
Biasanya mereka membacakan mantra pada benda tertentu, seperti yang sering menjadi objek adalah air atau minyak. Lalu mereka meminta pasien untuk meminum air tersebut atau menggunakannya untuk mandi dan mengoleskan minyak ke badan.

Keenam, memberi pasien kantung berisi tulisan, nomor-nomor atau simbol-simbol tertentu.

Tambahan dari kami :
Baisa disebut dengan jimat.

Ketujuh, meminta pasien untuk menyendiri di kamar yang tertutup, yang tidak terkena sinar matahari dalam jangka waktu tertentu

Tambahan dari kami :
Di negeri kita disebut bertapa atau patigeni.

Kedelapan, meminta pasien agar tidak menyentuh air selama biasanya 40 hari. Ini menunjukkan bahwa jin yang dimintai bantuan adalah jin beragama nasrani.

Tambahan dari kami :
Sudah pasti selama itu pula dia tidak akan shalat. Lihatlah liciknya mereka merusak agama dan akidah seorang.

Kesembilan, memberi pasien benda tertentu yang harus dikubur di tanah.

Kesepuluh, memberi pasien kertas untuk dibakar sebagai wewangian.

Kesebelas, komat-kamit membaca jampa-jampi mantra yang tidak difahami maknanya.

Keduabelas, kadang sebelum ditanya ia akan memberitahu nama pasien, daerahnya dan masalah yang sedang dialami.

Ketigabelas, menulis huruf-huruf yang terpotong pada kertas atau suatu wadah, kemudian meminta pasien melarutkan tulisan itu dengan air, kemudian memintanya untuk meminumnya.

Syaikh Wahid Abdussalam Bali -hafidzohullah- menutup penjelasan di atas dengan nasehat yang tegas,

فإن علمت أن الرجل ساحر فإياك والذهاب إليه وإلا ينطبق عليك قول النبي صلى الله عليه وسلم ( من أتى كاهنا فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد)

“Jika anda tahu bahwa seorang itu adalah dukun/penyihir/peramal (walau berpakaian kiyai/ustadz), maka jauhi segera. Jika tidak anda bisa terancam dengan sabda Nabi shalallahu alaihi wa sallam

من أتى كاهنا فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد

Siapa yang mendatangi seorang dukun, kemudian mempercayai apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya dia telah kafir (ingkar) terhadap wahyu yang telah diturunkan kepada Muhammad.” (HR. Abu Daud).

Semoga Allah menjaga akidah kita dan menjauhkan kita dari segala tindakan kesyirikan, sampai akhir hayat.

Waffaqokumullah.

Hamalatul Quran Jogjakarta, 19 Rajab 1442 H


Ditulis oleh : Ahmad Anshori

Artikel : TheHumairo.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here