Bismillah..

Pembaca mungkin sering atau beberapa kali melihat imam sholat membalik posisi ke arah makmum, sesudah sholat. Kenapa demikian ya?

Ternyata, menoleh ke arah makmum sesudah sholat, adalah amalan yang disunahkan bagi Imam. Dijelaskan dalam hadis dari sahabat Samuroh bin Jundub –radhiyallahu’anhu-,

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى صَلاَةً أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ

Nabi ﷺ biasa sesudah mengimani sholat beliau menghadap ke arah jama’ah. (HR. Bukhori)

Dalam hadis sahabat Barro’ bin Azib –radhiyallahu’anhu– juga dijelaskan,

كُنَّا إِذَا صَلَّيْنَا خَلْفَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، أَحْبَبْنَا أَنْ نَكُونَ عَنْ يَمِينِهِ ، يُقْبِلُ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ

Dahulu jika kami sholat di belakang Rasulullah ﷺ, kami senang jika berada di sof sisi kanan beliau. Supaya beliau menghadapkan wajahnya kepada kami. (HR. Muslim)

Bahkan sebagian ulama menilainya makruh, jika Imam tetap pada posisinya tidak menghadapkan wajah ke arah makmum, sesudah sholat.

Dalam kitab Syarah Mukhtasor Al- Kholil diterangkan,

وكره تنفل الإمام بمحراب المسجد، وكذا جلوسه فيه بعد سلامه على هيئته الأولى

Makruh bagi imam melakukan sholat sunah (rawatib ba’diah) di mihrab, demikian duduk seperti posisinya sebagai imam (pent. tidak menghadap makmum). (Syarah Mukhtasor Al- Kholil Al-Khorqi 4/428)

Mengapa makruh?

Alasan adalah berikut :

[1] agar makmum yang ketinggalan (masbuk) tidak salahpaham bahwa sholat sudah selesai.

Jika tidak mengubah posisi imam, bisa-bisa makmum yang tertinggal begitu masuk sholat langsung duduk tasyahud. Padahal imam sedang dzikir.

[2] status ke-imamannya sudah gugur setelah dia mengucapkan salam.

Sehingga tidak berhak lagi berada pada posisi imam.

[3] menjaga imam dari penyakit riya’.

Karena posisi imam adalah posisi yang rawan mendatangkan perasaan sombong dan ingin dimuliakan. Sehingga mengubah posisi dengan menghadapkan wajah ke arah makmum, dapat mencegah dari perasaan ini.

(Lihat : (Syarah Mukhtasor Al- Kholil 4/428 & Fathul Bari 3/89)

Kapan Waktu Menghadap Makmum?

Waktunya adalah sesaat setelah salam. Tepatnya sesudah membaca dzikir istighfar 3x dan Allahumma antas salaam….

Dasarnya adalah dipaparkan dalam riwayat dari sahabat Tsauban –radhiyallahu’anhu-,

كان صلى الله عليه وسلم إذا سلم استغفر ثلاثاً، وقال: “اللهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، ومنكَ السلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ”

Nabi ﷺ biasa jika usai salam, beliau beristighfar 3x, kemudian membaca: Allahumma antas salaam, wa minkas salam, tabaarokta ya dzal jalaali wal ikroom. (HR. Muslim)

Setelah menyampaikan riwayat di atas Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menerangkan,

ولم يمكث مستقبِلَ القِبلة إلا مقدارَ ما يقولُ ذلك ، بل يُسرع الانتقالَ إلى المأمومين ، وكان ينفتِل عن يمينه وعن يساره

Beliau tidak tetap berada posisi duduk menghadap kiblat (setelah sholat, pent) kecuali selama beliau membaca dzikir di atas. Bahkan beliau selalu segera berpindah ke barisan makmum. Beliau terkadang menghadap makmum dengan memutar ke sisi kanan atau terkadang ke sisi kiri. (Zaadul Ma’ad, hal. 91)

Semoga dapat mencerahkan…

Wallahua’lam bis showab.

***

Pernah dipublikasi oleh Konsultasisyariah.com

Dipublikasi ulang oleh : TheHumairo.com, dengan penyuntingan seperlunya.


Ditulis oleh : Ahmad Anshori

Artikel : TheHumairo.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here