Baca pembahasan sebelumnya: Sholat Mengajariku #1 : Tentang Hakikatnya

Bismillah.

Ketika Allah telah menguji hambaNya, dengan berbagai macam syahwat dan segala sebabnya, dari dalam ataupun dari luar diri manusia, hal ini menuntut kesempurnaan cintaNya kepada hamba, serta kebaikanNya…

Dari sinilah kemudian Allah menyiapkan jamuan yang terkumpul padanya segala rupa karunia dan hadiah…

Lima kali dalam sehari Allah mengajak kita untuk menikmati jamuan itu…

Setiap rupa karunia yang tersimpan di dalamnya, mengandung kelezatan dan manfaat untuk seorang hamba Allah…

Sebuah kelezatan ruh yang tak ditemukan di ibadah selain sholat. Agar kelezatan yang dirasakan seorang hamba dalam penyembahannya kepada Allah, semakin lengkap dan sempurna. Dia karuniai hambaNya dengan berbagai jenis kemuliaan/kehormatan.

Setiap gerak-gerik sholat, adalah penghapus dosa. Oleh karenanya, Allah mengajak mereka untuk menghadap kepadanya.

Agar mereka mendapat ganjaran, cahaya keistimewaan, kekuatan hati dan badan, serta pahala khusus di hari kiamat…

Baca Juga: Ayah… Mari Kita Sholat

____

Sumber : Dzauqus Sholah ‘inda Ibnil Qoyyim, karya : Syekh Dr. ‘Adil bin Abdus Syakur Az-Zuroqi.

Catatan Hikmah :

Di sholat ada ketenangan dan kepuasan bagi ruh manusia.

Sampai-sampai Nabi shallallahu’alaihi wa sallam memberikan testimoni,

جعلت قُرَّة عَيْني فِي الصَّلَاة

Dijadikan sesuatu yang paling menyenangkan hatiku ada pada saat mengerjakan shalat” (HR. An-Nasaa`i dan Ahmad dan selain keduanya. Hadits Shahih)

Ibnul Qoyyim rahimahullah menerangkan makna hadis ini :

وقرة الْعين فَوق الْمحبَّة فَإِنَّهُ لَيْسَ كل مَحْبُوب تقر بِهِ الْعين وَإِنَّمَا تقر الْعين بِأَعْلَى المحبوبات الَّذِي يحب لذاته وَلَيْسَ ذَلِك إِلَّا الله الَّذِي لَا إِلَه إِلَّا هُوَ وكل مَا سواهُ فَإِنَّمَا يحب تبعا لمحبته

Qurratul ‘ain” lebih dari sekedar cinta. Tak semua yang dicintai itu sebagai “Qurratul ‘ain” (paling menyenangkan hati). Hati hanya akan mencapai puncak kesenangan dengan sesuatu yang paling dia cintai. Sesuatu hal yang utuh dan pokok tertancap padanya kesenangan hati. Hal itu hanya ada, pada Allah semata. Yang tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia. Selain Allah dicintai karena mengikuti cinta kita kepada-Nya” (Risaalah Ibnil Qoyyim ila ahadi ikhwaanihi. hal. 36)

Pada sholat ada Qurratul ‘ain itu, karena sholat adalah penghubung antara hamba dan Tuhannya. Pada salahsatu gerakannya, ada situasi terdekat jarak antara hamba dan TuhanNya, yang tak ditemukan di ibadah lain. Yaitu, saat sujud. Nabi menceritakan,

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

Sedekat-dekatnya seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika dia sedang sujud, maka perbanyaklah doa. (HR. Muslim, no. 482)

Sholat juga berfungsi menghapus dosa.

Disebutkan dalam sabda Nabi shallallahualaihi wa sallam,

أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ، هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ؟

Bagaimana menurut kalian bila seandainya di depan pintu rumah kalian ada sungai. Lalu Anda mandi di sungai itu sehari lima kali? Apakah mungkin tersisa kotoran di badan Anda?”

لَا يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ

Tentu tak tersisa sedikitpu kotoran di badan.” Jawab para sahabat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan,

فَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ، يَمْحُو اللهُ بِهِنَّ الْخَطَايَا

Itulah perumpamaan shalat lima waktu. Dengannya, Allah menghapus dosa-dosa (kecil).” (HR. Bukhari no. 528 dan Muslim no. 667)

Sholat adalah cahaya, sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut.

والصلاة نور

Shalat adalah cahaya.” (HR. Muslim no. 223)

Ganjaran khusus untuk orang-orang yang mengerjakan sholat dengan baik, di hari kiamat, dijelaskan dalam hadis berikut,

مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا، وَبُرْهَانًا، وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ، وَلَا بُرْهَانٌ، وَلَا نَجَاةٌ ، وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ، وَفِرْعَوْنَ، وَهَامَانَ، وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ

Siapa saja yang menjaga shalat maka dia akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan pada hari kiamat. Sedangkan siapa saja yang tidak menjaga shalat, dia tidak akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan. Dan pada hari kiamat nanti, dia akan dikumpulkan bersama dengan Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad 2: 169 dengan sanad yang hasan)

Wallahua’lam bis showab.

Yogyakarta, Hamalatul Quran, 9 Jumadas Tsani 1441

Baca Juga:


Ditulis oleh : Ahmad Anshori

Artikel : TheHumairo.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here