Bismillah…
Nifas adalah darah yang keluar setelah melahirkan atau jelang melahirkan menurut sebagian ulama. Biasanya keluar selama 40 – 60 hari pasca melahirkan. (Lihat : Al-Haid wan Nifas Riwayatan wa Diroyatan 1 / 1194 – 1198)
Dan kita tahu bersama bahwa, keluarnya darah nifas menyebabkan seorang wanita tidak wajib mengerjakan sholat, layaknya wanita yang mengalami haid. Lantas kapan seorang wanita yang mengalami nifas, mulai wajib sholat kembali?
Untuk mengetahuinya, kita perlu pelajari rincian berikut :
Pertama, bila darah nifas berhenti sebelum waktu maksimum keluarnya darah nifas, maka dengan :
– berhentinya darah nifas
– dan munculnya tanda suci,
dia menjadi wajib shalat kembali.
Karena tidak ada batasan waktu minimum untuk keluarnya darah nifas.
Tanda suci adalah : keringnya kemaluan atau keluar cairan bening.
Kedua, bila darah nifas keluar melebihi waktu maksimum, maka melebihi waktu maksimum keluarnya darah nifas itu adalah tanda dia wajib sholat kembali.
Kemudian darah yang keluar setelah itu, dihukumi sebagai darah istihadhoh. Tentang darah istihadhoh bisa anda pelajari pada link berikut: Bagaimana Wanita Istihadah Bersuci?
Batas Waktu Maksimum Keluar Darah Nifas
Jumlah hari maksimal rentang waktu keluarnya darah nifas adalah empat puluh hari, menurut mayoritas ulama (jumhur). Sehingga darah yang keluar melebihi empat puluh hari, tak lagi dihukumi sebagai darah nifas, namun dihukumi sebagai darah istihadhoh.
Imam Abu Isa at Tirmidzi rahimahullah menukil adanya ijmak sahabat dalam hal ini,
أجمع أهل العلم من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم أن النفساء تقعد عن الصلاة أربعين يوماً، إلا أن ترى الطهر قبل ذلك، فتغتسل وتصلي
Pada ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersepakat bahwa wanita yang mengalami nifas, diizinkan tidak melakukan sholat selama empat puluh hari. Kecuali jika dia suci sebelum itu, maka dia langsung mandi besar kemudian sholat.
Keterangan di atas dikomentari oleh Abu ‘Ubaid rahimahullah,
وعلى هذا جماعة الناس
Pendapat ini dipegang oleh sejumlah ulama. (fatwa Islamway.net)
Wallahua’lam bis showab.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk pembaca sekalian, terkhusus kaum muslimah.
Jogja, Pondok Tercinta : Hamalatul Quran, 26 Jumadal Ula 1441 H
Ditulis oleh : Ahmad Anshori
Artikel : TheHumairo.com