Serial Tulisan : Pesan dari Corona #2
Baca Serial pertama (pendahuluan) : Pesan dari Corona
Bismillah…
Corona, hanya seekor makhluk sangat kecil berukuran 100 – 150 nanometer. Namun marabahayanya, telah membuat seantero dunia terbelalak. Siapa gerangan yang telah menciptakan makluk kecil ini? Dialah Allah yang maha mulia, jangankan menciptakan makhluk sekecil Corona, mencipta matahari, bulan, langit dan seluruh semesta inipun Allah maha kuasa.
Laa ilaa ha illallallah…
Tiada tuhan yang layak disembah kecuali hanya Allah!
Lihatlah, betapa dahsyat makhluk – makhluk ciptaanNya. Menunjukkan betapa maha agung dan maha hikmah Sang Penciptanya.
Sekarang kami ingin bertanya, makhluk apakah yang telah berhasil diciptakan tuhan-tuhan selain Allah?
Sebutkan satu saja walau seekor makhluk sekecil Corona!
Syahdan, jangankan menciptakan, mungkin kebanyakan tuhan yang disembah dan dipuja selain Allah itu, justeru diciptakan sendiri oleh penyembahnya.
Segala puji bagi Allah atas nikmat akal, sehingga menghantarkan untuk mengenalNya dan menyembahNya. Satu-satunya Tuhan yang haq, Dialah Allah yang maha esa.
Para pembaca yang dimuliakan Allah…
Di dalam Al Quran, Allah mengajak kita berfikir adakah tuhan selain Allah yang layak disembah?
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ ۚ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّـهِ لَن يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ ۖ وَإِن يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَّا يَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ ۚ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ
Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan seandainya lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Betapa lemah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. (QS. Al-Haj : 73)
Pada ayat ini Allah menantang tuhannya orang-orang musyrik, untuk :
- menciptakan binatang yang sangat lemah dan sederhana, bernama lalat, walau barang satu ekor!
- Setelah tak ada satupun tuhan itu yang mampu menciptakan lalat, Allah kurangi tantangan, silahkan kalian wahai tuhan kerjasama untuk menciptakan seekor lalat.
- Kemudian Allah kurangi lagi tantangan, cukup dengan mengusir lalat dari diri tuhan itu.
Pertanyaannya, sudah adakah tuhan selain Allah yang bisa menciptakan seekor lalat, walau mereka semua kumpul gotong royong?
Atau barang melindungi diri dari keisengan lalat?
Sampai detik ini, tak ada satupun tuhan selain Allah, yang mampu melakukan itu.
Imam Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan makna ayat di atas,
إن الذين تدعون من دون الله لن يخلقوا ذبابا ولو اجتمعوا له أي : لو اجتمع جميع ما تعبدون من الأصنام والأنداد على أن يقدروا على خلق ذباب واحد ما قدروا على ذلك . كما قال الإمام أحمد
“Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun.” maknanya, kalau saja seluruh tuhan yang mereka sembah itu kumpul, mereka tak akan mampu mencipta walau hanya satu ekor lalat. Sebagaimana penjelasan Imam Ahmad.
Beliau melanjutkan,
ثم قال تعالى أيضا : وإن يسلبهم الذباب شيئا لا يستنقذوه منه أي : هم عاجزون عن خلق ذباب واحد ، بل أبلغ من ذلك عاجزون عن مقاومته والانتصار منه ، لو سلبها شيئا من الذي عليها من الطيب ، ثم أرادت أن تستنقذه منه لما قدرت على ذلك . هذا والذباب من أضعف مخلوقات الله وأحقرها ولهذا قال ضعف الطالب والمطلوب.
Allah melanjutkan firmanNya, “Seandainya lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu.” Maksudnya, tuhan-tuhan itu lemah, tak berdaya melawan atau membela diri dari ulah lalat. Kalau saja lalat itu mengambil sesuatu manfaat yang ada pada mereka, kemudian ingin menyelamatkannya, mereka tak akan pernah mampu. Padahal lalat, adalah makhluk Allah yang paling lemah dan paling sepele.
Oleh karenanya, Allah mengatakan di ujung ayat, “Betapa lemah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” (Lihat : Tafsir Ibnu Katsir 5 / 453 – 454)
Corona makhluk yang jauh lebih kecil dari lalat. Bahkan mata telanjang, tak mampu melihatnya. Lebih kecil dari makhluk terkecil yang pernah anda lihat, yaitu semut. Pun demikian, bukan tuhan-tuhan itu yang meciptakannya, namun Allah yang maha mulia, maha besar, maha hikmah.
Sekarang kita mencoba turun ke tantangan di bawahnya dari tiga tantangan yang disebutkan pada ayat di atas. Seandainya tuhan-tuhan selain Allah itu kumpul gotong royong menciptakan virus Corona, adakah yang bisa? Tak ada juga. Bahkan kabarnya virus ini dibuat oleh para ahli vius di negara tertentu, meski kabar ini hoax, bukan tuhan-tuhan yang mereka sembah yang menciptakannya.
Baik, coba kita lihat tantangan terakhir, apakah tuhan-tuhan itu bisa melindungi diri dari keisengan virus corona?
Taruklah ada lalat atau corona hinggap di hidung patung atau tubuh kuburan yang di sembah itu, apakah dia bisa mengusirnya? Tak bisa juga!
Lantas, apa yang bisa kita harapkan dari tuhan yang semacam ini?! Mencegah bahaya dari makhluk yang paling lemah dan amat kecil, untuk dirinya sendiri saja tak mampu. Kok dimintai syafaat untuk melawan neraka Allah yang maha kuat lagi maha besar?!
Iran para pembaca sekalian, adalah negara ketiga di dunia setelah Cina dan Italia, pengidap corona terbanyak di dunia. Data terakhir (18/03/2020) yang dapatkan dari https://www.worldometers.info/coronavirus/ ada 16.169 kasus Corona di sana.
Tahukah anda apa penyebabnya?
Jawabannya ada di gambar ini :


Makam yang dikeramatkan di atas, disembah-sembah oleh orang-orang syiah rafidhoh. Tempatnya ada di kota yang dianggap suci oleh kaum Syiah, yaitu kota Qum. Dari kota inilah virus corona menyebar dengan liar ke seantero sumbIran. Bahkan wabah Corona di timur tengah, bermula dari kota Qum ini. Berikut kami kutip pernyataan Kepala Daerah Adzirbaijan, Iran, Syihabudin Biimikdar,
فيروس كورونا انتشر في المحافظات الإيرانية ودول الجوار انطلاقاً من مدينة قم
Penyebaran virus corona di wilayah-wilayah Iran dan negara-negara tetangga, bermula dari kota Qum. (Sumber : alarabiya.net )
Lihatlah teman-teman, tuhan yang mereka sembah berupa kuburan keramat itu, tak mampu mengusir corona dari tubunya. Bahkan justeru menjadi objek tersebar luasnya virus Corona, sampai Iran menempati peringkat ketiga di dunia.
Sekian…
Wallahua’lam bis Showab.
Referensi :
• Ibnu Katsir, Abul Fida’ Ismail bin Umar. Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adhiim / Tafsir Ibnu Katsir. Tahqiq : Sami bin Muhammad As-Salamah. Cetakan kedua 1420 H / 1999 M. Riyadh – KSA : Dar Thoyyibah.
Hamalatul Quran Yogyakarta, 22 Rajab 1441 H
Ditulis oleh : Ahmad Anshori
Artikel : TheHumairo.com