Tali Pocong Harus Dilepas Pada Mayit?

Bismillah

Di tanah air kita, cerita – cerita horor masih populer dan mudah dipercayai oleh masyarakat. Cerita tentang tali pocong misalnya, banyak yang meyakini kalau tali pocong jenazah tidak dilepas, bisa menjadi hantu gentayangan. Padahal hanya mitos atau khurofat, yang sama sekali tidak bisa diterima oleh akal.

Lantas bagaimana pandangan Islam tentang melepas tali pocong?

Ada riwayat yang menyebutkan

لما وضع رسول الله نعيم بن مسعود في القبر نزع الأخلة، بفيه : يعني العقد ” .

“Ketika Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam meletakkan jenazah Nu’aim bin Mas’ud di liang kubur, beliau melepaskan ikatan kafan jenazah Nu’aim.”

Namun riwayat ini dinilai dho’if oleh para ulama hadis. Karena ada keterangan dalam kitab Al-Ishobah bahwa Nu’aim meninggal di masa Khalifah Ali, ada riwayat lain menerangkan beliau meninggal di masa Khalifah ‘Utsman. Terlepas dari perbedaan riwayat tentang waktu meninggalnya Nu’aim, yang pasti keduanya menyatakan bahwa beliau tidak meninggal di masa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Oleh karenanya, Syekh Albani rahimahullah di dalam “Ensiklopedi Hadis Lemah dan Palsu” (As-Silsilah Ad-Dho’iifah Wal Mau’dhuu’ah, 4/246) menilai hadis tersebut dho’if (lemah).

Riwayat yang paling valid atau paling kuat dalam permasalahan ini adalah, riwayat shahih dari sejumlah besar ulama di masa tabi’in, dan juga riwayat dari sejumlah sahabat (mauquf), bahkan juga ada riwayat yang bersumber kepada Nabi ﷺ (marfu‘). Namun riwayat yang mauquf dan marfu‘ tersebut, ada yang perlu dicek kembali kualitas sanadnya. Imam Ibnu Abi Syaibah di dalam kitabnya Al-Mushonnaf, juz 7, halaman 325 sampai 327, menulis bab :

ما قالوا في حل العقد عن الميت

“Pendapat Ulama Tentang Hukum Melepas Tali Pocong Mayit”

Beliau menukil riwayat para ulama masa tabi’in, bahwa mereka berpendapat menyarankan melepas tali pocong saat menguburkan mayit. Pendapat ini juga dipegang oleh sejumlah ulama.

Imam Abu Dawud rahimahullah pernah bertanya kepada guru beliau; Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah,

هل تحل العقد في القبر ؟

“Apakah tali pocong dilepas saat menguburkan mayit?”

قال: نعم.

“Iya.” Jawab Imam Ahmad.
(Masaa-il Imam Abi Dawud no. 158)

Abdullah putra Imam Ahmad bin Hambal rahimahumallah menceritakan,

مات أخ لي صغير فلما وضعته في القبر، وأبي قائم على شفير القبر، قال لي : يا عبد الله حل العقد، فحللتها.

“Adikku meninggal dunia, lalu saat jenazahnya dimasukkan ke liang kubur, Ayahku berdiri di sisi kuburan berpesan kepadaku, “Abdullah, tolong dilepas itu tali pocongnya.” Akupun lepas tali itu.”
(Masaa-il Imam Ahmad Riwayat Putranya Abdullah, no. 138)

(Sumber paparan di atas adalah, fatwa Syekh Masyhur Hasan Salman: https://meshhoor.com/fatwa/2033/)

Sehingga kesimpulannya, melepas tali pocong mayit saat memakamkan, hukumnya sunnah.

Syekh Abdulaziz bin Baz saat ditanya masalah ini beliau mengatakan,

العقد التي يربط بها الكفن تحل كلها هذا الأفضل، السنة تحل كلها في القبر، إن وضع في قبره حلت العقد كلها أولها وآخرها هذا السنة

“Tali yang mengikat kafan jenazah, sebaiknya dilepas semuanya saat memakamkan. Inilah yang afdol. Sunnahnya, semua ikatan dilepas. Jika jenazah sudah diletakkan di liang kuburnya, lepaskan semua tali kafannya dari kepala sampai kaki. Inilah yang sunnah.” (https://binbaz.org.sa/fatwas/1021)

Mengingat ini hukumnya sunnah, maka akan berpahala jika dikerjakan. Namun tidak berdampak apapun saat ditinggalkan. Bahkan tidak dicatat sebagai dosa. Apalagi sampai gentayangan atau menjadi hantu.

Semoga bermanfaat.

Wallahulmuwaffiq.

Hamalatul Quran Yogyakarta, 11 Dzulqo’dah 1441 


Ditulis oleh : Ahmad Anshori

Artikel : TheHumairo.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Prove your humanity: 3   +   9   =