Sepuluh Hari Ini Lebih Baik Dari Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan

Bismillah

Setidaknya ada tiga alasan yang menunjukkan bahwa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah lebih afdol daripada sepuluh hari terakhir ramadhan.

Ketiga alasan tersebut, terkumpul dalam satu hadis Nabi shalallahu alaihi wa sallam ini,

ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه الأيام العشر. قالوا ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ولم يرجع من ذالك بشيء

“Tiada hari yang amal shalih lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini (10 awal Dzulhijjah –pen).”

“Apakah juga lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah Ya Rasulullah?” tanya para sahabat.

Beliau shallallahu’alaihi menjawab, “Iya. Bahkan lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah. Kecuali seorang yang berangkat berjihad dengan harta dan jiwa raganya, lal dia tidak pernah kembali lagi (mati syahid –pent).” (HR. Bukhori)

Pertama, pada kalimat ما من أيامTiada hari, yang amal shalih lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini.”

Kata ayyam, dalam gramatika bahasa Arab tergolong kata nakiroh. Kemudian, kata nakiroh ini berada dalam kalimat negatif (nafyun). Dalam kaidah Ushul Fikih dijelaskan,

النكرة في سياق النفي تفيد العموم

Kata nakiroh yang berada dalam konteks kalimat negatif, menunjukkan umum.

Ditambah lagi kata من di depannya, yang berfungsi sebagai penekan. Semakin memantapkan keumuman cakupan fadhilah hadis ini.

Ini dalil bahwa, sepuluh hari pertama Dzulhijjah, lebih baik dari semua hari dalam satu tahun. Termasuk lebih baik daripada sepuluh hari terakhir ramadhan.

Kedua, kalimat hadis :

العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه الأيام العشر

amal shalih lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini.”

Dari kalimat hadis ini, Imam Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah menjelaskan,

وقد دل هذا الحديث على أن العمل في أيامه أحب إلى الله من العمل في أيام الدنيا من غير استثناء شيء منها، وإذا كان أحب إلى الله فهو أفضل عنده

“Hadis tentang keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah itu menunjukkan bahwa amal sholih yang dikerjakan di sepuluh hari tersebut, lebih dicintai Allah daripada amal yang sholih yang dilakukan di hari – hari lainnya, tanpa terkecuali (termasuk juga sepuluh hari akhir Ramadhan, pent). Jika amal sholih di sepuluh hari ini paling dicintai oleh Allah, menunjukkan hari-hari tersebut, adalah hari yang paling mulia di sisi Allah.” (Lihat : Lathoif Al-Ma’arif, hal. 458)

Ketiga, lebih baik dari jihad fi Sabilillah.

Jihad adalah amal sholih yang paling besar pahalanya. Meski demikian, ternyata amal sholih apapun di sepuluh hari ini yang statusnya di bawah jihad, akan menjadi lebih besar pahalanya daripada pahala jihad. Kecuali satu jenis jibad, yaitu seorang yang berjihad hingga gugur jiwanya agar tegaknya agama Allah.

Imam Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah menerangkan,

وإذا كان العمل في أيام العشر أفضل وأحب إلى الله من العمل في غيره من أيام السنة كلها، صار العمل فيه وإن كان مفضولا أفضل من العمل في غيره وإن كان فاضلا.

“Jika amal yang dikerjakan di sepuluh hari pertama Dzulhijjah, menjadi lebih afdol dan dicintai Allah daripada yang dikerjakan di hari lainnya sepanjang tahun, menunjukkan bahwa amal yang dikerjakan di sepuluh hari tersebut, meskipun statusnya kurang afdol, menjadi afdol daripada amal sholih yang dilakukan di hari selainnya meski amal itu amalan afdol.” (Lihat : Lathoif Al-Ma’arif, hal. 458 – 459)

Kesimpulan di atas sebagaimana yang diterangkan oleh Syekh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah berikut,

والقائل بهذا القول هو رسول الله صلى الله عليه وسلم، أعلم الخلق بشريعة الله وأعلم الخلق بالله وبما يحب الله، فلا تستغرب إذا سمعت من يقول: إن العمل الصالح في عشر ذي الحجة أفضل من العمل الصالح في عشر رمضان؛ لأن هذا له دليل من كلام رسول الله عليه الصلاة والسلام، وهذا القول الذي قاله النبي صلى الله عليه وسلم

“Yang mengatakan demikian adalah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Orang yang paling mengilmui syari’at Allah. Dan orang yang paling tahu tentang sesuatu yang paling dicintai Allah. Maka tak perlu heran saat ada yang mengatakan, bahwa amal sholih yang dikerjakan di sepuluh hari pertama Dzulhijjah, lebih besar pahalanya daripada yang dikerjakan di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Karena kesimpulan ini ada dasarnya dari sabda Nabi shalallahu alaihi wa sallam.” (https://binothaimeen.net/content/345?q2=%D8%B0%D9%8A%20%D8%A7%D9%84%D8%AD%D8%AC%D8%A9)

Wallahua’lam bis showab.

Ponpes Hamalatul Quran  Yogyakarta, 4 Dzulhijjah 1441 H


Ditulis oleh : Ahmad Anshori

Artikel : TheHumairo.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Prove your humanity: 5   +   10   =