Lebih Afdol Tarawih Cepat 23 Raka’at, atau 11 Raka’at Santai

Bismillahirrahmanirrahim

Tuma’ninah dalam sholat termasuk rukun sholat, baik sholat wajib maupun sunah. Semakin besar kadar tuma’ninah dalam shalat, maka pahala semakin besar.

Dalilnya adalah hadis yang menceritakan seorang yang tidak sholatnya atau dikenal dengan hadis al-musii’ fi sholaatihi.

Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau bercerita,

أنَّ رَجُلًا دَخَلَ المَسْجِدَ فَصَلَّى، ورَسولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ في نَاحِيةِ المَسْجِدِ، فَجَاءَ فسَلَّمَ عليه، فقالَ له

“Suatu hari seorang masuk ke masjid kemudian ia melaksanakan shalat. Ketika itu Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam sedang berada di dalam masjid tersebut. Usai shalat lelaki itu datang mendekat ke Nabi dan memberi salam kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Nabi berkata kepadanya,

ارْجِعْ فَصَلِّ فإنَّكَ لَمْ تُصَلِّ

Ulangi shalatmu karena sebenarnya kamu belum sholat.”

فَرَجَعَ فَصَلَّى ثُمَّ سَلَّمَ، فَقَالَ: وعَلَيْكَ، ارْجِعْ فَصَلِّ فإنَّكَ لَمْ تُصَلِّ، قالَ في الثَّالِثةِ: فأعْلِمْنِي،

Lelaki itu pun shalat kembali. Usai sholat ia datang ke Nabi memberi salam.

Wa’alak… (Semoga demikian pula untuk Anda). Ulangi shalatmu karena sebenarnya kamu belum sholat.”
jawab Nabi shalallahu alaihi wa sallam.

Beliau berkata perkataan yang sama ketiga kalinya.

Lelaki itu kemudian berkata kepada Nabi, “Mohon ajari saya sholat yang benar.”

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pun mengajarinya,

إذا قُمْتَ إلى الصَّلَاةِ، فأسْبِغِ الوُضُوءَ، ثُمَّ اسْتَقْبِلِ القِبْلَةَ، فَكَبِّرْ واقْرَأْ بما تَيَسَّرَ معَكَ مِنَ القُرْآنِ، ثُمَّ ارْكَعْ حتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا، ثُمَّ ارْفَعْ رَأْسَكَ حتَّى تَعْتَدِلَ قائِمًا، ثُمَّ اسْجُدْ حتَّى تَطْمَئِنَّ ساجِدًا، ثُمَّ ارْفَعْ حتَّى تَسْتَوِيَ وتَطْمَئِنَّ جالِسًا، ثُمَّ اسْجُدْ حتَّى تَطْمَئِنَّ ساجِدًا، ثُمَّ ارْفَعْ حتَّى تَسْتَوِيَ قَائِمًا، ثُمَّ افْعَلْ ذلكَ في صَلَاتِكَ كُلِّهَا

Jika anda shalat, bertakbirlah, lalu bacalah ayat Al Quran yang mudah bagi Anda. Kemudian ruku’lah sampai ruku’nya terasa tuma’ninah. Lalu bangkitlah dan beri’ktidal-lah (bangkit dari ruku’) seraya berdiri. Kemudian sujudlah sampai sujudnya terasa tuma’ninah. Lalu bangkitlah dan duduk antara dua sujud sambil tuma’ninah. Kemudian sujud kembali sambil disertai thumakninah ketika sujud. Lakukan seperti itu dalam setiap shalatmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi shalallahu alaihi wa sallam menegur lelaki itu supaya mengulang shalat, karena tidak adanya tuma’ninah pada sholatnya. Yang menyebabkan shalat tidak sah. Sehingga teguran Nabi shalallahu alaihi wa sallam, “Ulangi shalatmu karena sebenarnya kamu belum sholat.” ini juga bisa disampaikan kepada siapa saja yang terlalu cepat shalatnya atau tidak tuma’ninah shalatnya.

Perbandingan mana yang lebih afdol, antara tarawih cepat 23 raka’at, dengan 11 raka’at santai, sama dengan membandingkan antara kuantitas dengan kualitas. Tentu kualitas lebih unggul daripada sekedar banyak-banyakan kuantitas. Maka shalat tarawih dengan sedikit raka’at namun khusuk dan tuma’ninah, lebih besar pahalanya dan lebih afdol daripada tarawih banyak raka’at tapi tergesa-gesa tidak khusyuk.

Syaikh ‘Alwi bin Abdul Qadir As-Saqof (pengasuh website Ilmiyah dorar.net) menerangkan,

ولو خُيِّرَ المأمومُ بينَ مَسجِدَينِ، فالأوْلى -واللهُ أعلَمُ- أنْ يَختارَ مَن قدَّمَ التَّروِّيَ والطُّمأنينةَ في الصَّلاةِ على مَن قدَّمَ عددَ الرَّكَعاتِ وصلَّى إحْدى عَشْرةَ ركعةً خَفيفةً جدًّ

“Kalau makmum diberi pilihan antara sholat di dua masjid, maka yang lebih utama -wallahua’lam- memilih masjid yang imannya lebih memperhatikan tuma’ninah dalam sholat, daripada imam yang lebih perhatian pada jumlah raka’at, dan shalat sebelas rakaat sangat ringan.” (dorar.net)

Sekian….

Wallahul muwaffiq.

Ditulis di Toko HumairoStore Bantul, 3 Ramadhan 1442 H


Ditulis oleh : Ahmad Anshori

Artikel : TheHumairo.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Prove your humanity: 7   +   5   =