Apa Doa Sebelum Azan?

Bismillah

Dalam hal ibadah, kaidah yang berlaku adalah,

الأصل في العبادة التوقف

Hukum asal ibadah adalah menunggu datangnya dalil.

Artinya, tidak boleh melakukan kegiatan yang dianggap sebagai ibadah, kecuali setelah ada dalil yang memerintahkan.

Berbeda dengan perkara dunia, yang hukum asalnya adalah boleh (mubah), selama tidak ada dalil yang melarangnya.

Jika kita renungkan, kaidah ini sebenarnya bukti rahmat Allah kepada manusia. Dimana untuk perkara ibadah, yang berisi pembebanan, lingkupnya dipersempit, cukup yang diperintah oleh dalil. Adapun masalah dunia, Allah beri kelonggaran, silahkan dinikmati selama tidak ada dalil yang mengharamkan.

Berdoa sebelum azan dengan doa tertentu, tentu ini perkara ibadah. Perlu dalil sebagai dasar ibadah ini.

Namun ternyata tidak ada satu pun hadis shahih yang memerintahkan doa sebelum azan. Sehingga tidak ada doa tertentu sebelum mengumandangkan azan.

Sebagaimana keterangan dari Syekh Dr. Sa’ad Ats-Tsisri (anggota ulama senior Kerajaan Saudi Arabia) berikut,

نحن نتبع في هذا الأذان هدي النبي صلى الله عليه وسلم، النبي صلى الله عليه وسلم قد علم أصحابه كيف يؤذن وكان هؤلاء المؤذنون يؤذنون بين يديه صلى الله عليه وسلم، سنوات طويلة،

“Dalam berazan, kita mengikuti petunjuk Nabi ﷺ. Beliau ﷺ telah mengajarkan cara azan kepada para sahabat beliau. Bertahun-tahun para sahabat mengumandangkan azan di hadapan Nabi ﷺ.”

Syekh melanjutkan,

ويقرهم على هذا الأذان ولم يكن يزيدون فيه، ومن ثم أي زيادة على هذه الجمل التي بين أيدينا فإنها زيادة غير مقبولة، سواء كان قال : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، أو قال بسم الله الرحمن الرحيم، أو قال صلى الله على محمد، أو قال أشهد أن سيدنا محمد الرسول الله، فهذه زيادات غير مقبولة،

“Dan beliau menyetujui azannya para sahabat. Tak sedikitpun mereka tambahi. Maka tambahan bacaan tertentu dalam lafaz azan yang sudah kita kenal, tidak bisa diterima. Baik ucapan “a’udzbillah minas syaitoonir rojiim“, atau “bismillahirrahmanirrahim“, atau “shallallahu’ala Muhammad“, atau “Asy-hadu anna sayyidana Muhammad Rasulullah“, tambahan-tambahan seperti ini tidak bisa diterima..

ومثله لو قال : حي على خير العمل، هذه لم ترد عن النبي صلى الله عليه وسلم، ولم تثبت عنه، وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم، كما قال تعالى ((لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا)), وكما قال النبي صلى الله عليه وسلم ( من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد) فهذه الزيادات التي تكون في الأذان مردودة غير مقبولة، لأنه من نوع من أنواع الإبتداع، قال تعالى ((أَمۡ لَهُمۡ شُرَكَٰٓؤُاْ شَرَعُواْ لَهُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا لَمۡ يَأۡذَنۢ بِهِ ٱللَّهُۚ…))

Sama juga seperti bacaan, “Hayya ‘ala khoiril amal” (mari melakukan sebaik-baik amal… Sebagai ganti lafaz “Hayya ‘alas Sholah; artinya mari mengerjakan sholat). Lafaz-lafaz seperti ini, tidak bersumber dari Nabi ﷺ. Sementara sebaik-baik petunjuk adalah, petunjuk Nabi Muhammad ﷺ. Sebagaimana Allah firmankan,

لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (QS. Al-Ahzab: 21)

Dan Nabi ﷺ juga bersabda,

من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد

Siapa yang membuat ibadah baru dalam ajaran kami, maka ibadah tersebut tertolak.

Ini menunjukkan, bahwa tambahan-tambahan bacaan dalam azan seperti ini tertolak; tidak diterima di sisi Allah. Karena tindakan seperti ini termasuk membuat amalan baru dalam agama. Allah berfirman,

أَمۡ لَهُمۡ شُرَكَٰٓؤُاْ شَرَعُواْ لَهُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا لَمۡ يَأۡذَنۢ بِهِ ٱللَّهُۚ وَلَوۡلَا كَلِمَةُ ٱلۡفَصۡلِ لَقُضِيَ بَيۡنَهُمۡۗ وَإِنَّ ٱلظَّٰلِمِينَ لَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ

Apakah mereka mempunyai sesembahan selain Allah yang menetapkan aturan agama bagi mereka yang tidak diizinkan (diridhai) Allah? Dan sekiranya tidak ada ketetapan yang menunda (hukuman dari Allah) tentulah hukuman di antara mereka telah dilaksanakan. Dan sungguh, orang-orang zhalim itu akan mendapat azab yang sangat pedih. (QS. Asy-Syura : 21)”

Yang dituntunkan adalah, membaca doa setelah azan. Yaitu doa yang berbunyi:

اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلاَةِ القَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا الوَسِيلَةَ وَالفَضِيلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ، حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ

Ya Allah, Tuhan yang memiliki seruan yang sempurna dan salat yang tetap ditegakkan, karuniakanlah kepada Muhammad wasilah dan kemuliaan, serta tempatkanlah ia pada kedudukan yang telah Engkau janjikan. (HR. Bukhori)

Demikian.
Wallahua’lam bis showab.

***

Tulisan ini pernah tayang di website konsultasisyariah.com dengan judul : Tidak Ada Doa Sebelum Azan. Ditulis oleh Ustadz Ahmad Anshori Lc. Dan dipublikasi ulang oleh TheHumairo dengan penyesuaian redaksi.

@Diselesaikan di : Pondok Pesantren Hamalatul Quran, Jogjakarta, 26 Muharram 1442 H


Ditulis oleh : Ahmad Anshori (Pengasuh Thehumairo)

Artikel : TheHumairo.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here