Bismillah…

Seorang muslim sejati, selalu mengejar akhirat dengan penuh ambisi. Ia akan memanfaatkan setiap waktu yang ia lalui untuk meraup pahala sebanyak mungkin. Diantara kesempatan itu adalah, mengisi musim hujan ini dengan amalan yang dituntunkan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, saperti mengubah sedikit lafaz azan saat azan dikumandangan ketika hujan turun. Ternyata ada yang beda lho teman-teman dari lafaz azan biasanya.

Lafaz Azan Saat Hujan Turun

Ada empat versi kalimat azan saat hujan deras, yang berbeda dari lafaz azan biasanya :

  • As – Sholaatu fir Rihaal
    (Arti : Sholatlah di rumah)
  • Kedua, Alaa Shollu fii rihaalikum
    (Arti : Silahkan sholat di rumah kalian)
  •  Shollu fii Buyuutikum
    (Sholatlah di rumah kalian)
  • Wa man qo’ada fala haroja ‘alaih
    (Siapa yang sholat di rumah tidak berdosa)

Seorang muazin dianjurkan memilih salahsatu dari empat lafaz di atas, dengan membacanya sebanyak dua kali, seperti saat melafalkan Hayya ‘alas Sholah dan Hayya ‘alal falaah.

Adapun waktu pengucapannya, bisa memilih beberapa pilihan berikut :

Pertamapengganti lafaz “Hayya ‘alas Sholah”.

Berdasarkan hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, “Beliau pernah berpesan kepada muazin beliau di hari hujan lebat,

إذَا قُلْت : أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، فَلَا تَقُلْ : حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ ،

“Jika kamu mengucapkan : Asy-hadu alla ilaa ha illallah,”
jangan lanjutkan mengucapkan : Hayya ‘alas Sholah (mari kita mengerjakan sholat). Tapi gantilah dengan lafal,

Shollu fi buyuutikum (sholatlah di rumah-rumah kalian).”

(HR. Bukhori dan Muslim)

Keduasetelah lafaz “Hayya ‘alal falaah..”

Disebutkan dalam hadis tentang seorang muazin dari Bani Tsaqif, bahwa beliau pernah mendengar muazin Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam mengucapkan,

Hayya ‘alas Sholah… Hayya ‘alal falaah… Kemudian mengucapkan, “Shollu fii rihaalikum…”

(Riwayat Nasa-i, dengan sanad Shahih).

Ketiga, setelah selesai azan.

Berdasarkan hadis dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma, bahwa beliau pernah azan di malam hari yang sangat dingin. Kemudian beliau mengucapkan lafaz,

Shollu fii rihaalikum..”

Lalu Ibnu Umar mengabarkan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pernah memerintahkan muazin beliau di malam sangat dingin atau saat turun hujan, setelah azan untuk mengucapkan,

Alaa shollu fir rihaal..”

Sahabat Nu’aim an-naham menceritakan, “Di suatu malam hari yang dingin dikumandangkan azan subuh saat aku memenuhi hajat istri, lalu aku berucap, “Semoga sang muazin mengucapkan,

Wa man qo’ada fala haroja ‘alaih..”

Lalu seorang muazinnya Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam mengumandangkan azan dengan mengakhiri azan dengan ucapan,

Wa man qo’ada fala haroja ‘alaih..”

(HR. Ahmad, Baihaqi, dinilai shahih oleh Albani di Silsilah Shahihah no. 2605)

(Lihat : Qodo’ Al-Wathor bi Ma’rifati Ahkamis Syita’ wal Mator)

Baca juga tulisan penulis : Hujan Boleh Tidak Sholat Jama’ah?

Sunnah Nabi yang Hampir Punah

Pembaca sekalian bisa menilai bahwa lafaz azan di atas yang pernah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ini, saat ini sudah sangat terasa asing. Tidak hanya di masyarakat awam, bahkan di lingkungan pesantren sekalipun. Hal ini sudah menjadi sorotan dan perhatian pada ulama, diantaranya berikut kami nukilkan keprihatinan mereka :

Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah,

فائد : في هذا الحديث سنة هامة مهجورة من كافة المؤذنين مع

الأسف وهي من الأمثلة التي يتضحُ بها قوله تبارك وتعالى(وما جعل عليكم في الدين من حرج

ألا وهي قوله بعد الأذان ومن قعد فلا حرج عليه..

“Hadis ini menjelaskan salah satu tuntutan Rasulullah (Sunah Rasulullah) yang sangat penting, namun sayang sekali jarang dipraktekkan. Padahal tuntunan azan ini semakna dengan firman Allah ta’ala,

وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ

Allah tidak menjadikan agama ini sebagai kesukaran untukmu. (QS. Al-Haj : 78)

Yaitu lafaz setelah azan, “Wa man qo’ada fala haroj..”

(Lihat : Silsilah Shahihah 6/203).

Syaikh Sholih Alu Syaikh -Hafidzohullah-

فإذا وجد المطر فيترك من شق عليه ذلك الصلاة في الجماعة  وأيضا من الأمور التي في السنة وقلَّ

وجودها أنه يُسن للمؤذن إذا وجد مطر شديد في وقت الأخيرة في الظهر أو في وقت العصر أو في الجمعة أو في وقت العشاء

أنه ينادي في الناس بعد قوله : أشهد أن لا إله إلا الله، أشهد أن لا إله إلا الله ، أشهد أن محمدا رسول الله، أشهد أن محمدا

رسول الله ، لا يقول : حي على الصلاة، حي على الصلاة ، حي على الفلاح، حي على الفلاح ، بل يقول: الصلاة في

البيوت ، أو يقول : صلوا في بيوتكم ، أو: الصلاة في الرحال

” Diantara tuntunan (sunah) Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam namun sedikit yang mengamalkannya adalah, jika turun hujan deras disunnahkan bagi Muazin di akhir waktu duhur, atau saat asar, waktu sholat Jumat, waktu isya, disunnahkan baginya untuk mengucapkan setelah :

“Asy-hadu alla ilaa ha illallah 2x
Asy-hadu an na Muhammadar Rasulullah 2x.”

Setelah mengumandangkan lafaz ini tidak mengucapkan, “Hayya ‘alas Sholah… Hayya ‘alal falaah.”

Tapi diganti, “As-Sholaatu fil buyuut.” Atau “Shollu fi buyuutikum.” Atau “As-Sholaatu fir Rihaal..”

(Kaset rekaman kajian Syarah Aqidah Tohawiyah bersama beliau, seri ke 11, dikutip dari).

Oleh karenya, kenyataan ini sepatutnya menjadi motivasi bagi setiap muslim, yang sangat mencintai Nabinya, untuk melestarikan kembali sunah ini. Tentu sebuah kebahagiaan bagi orang beriman, saat dia bisa menjaga kelestarian ajaran Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Karena inilah bukti nyata cinta dan hormat kita kepada beliau.

Semoga bermanfaat, wallahua’lam bis showab.

***

Referensi :
– https://www.mktaba.org/vb/showthread.php ?init=8762 (situs resmi perpustakaan Masjid Nabawi, Madinah An Nabawiyah)

– https://www.sahab.net/forums/index.php?app=forums&module=forums&controller=topic&id=141158

Baca Juga:


Ditulis oleh : Ahmad Anshori

Artikel : TheHumairo.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here