Bismillah…
Beriman kepada hari kiamat, dalam Islam adalah hal yang sangat pokok. Bahkan digolongkan ke dalam salah satu dari enam rukun iman. Diantara rentetan peristiwa yang akan kita alami di hari kiamat nanti adalah, persidangan Allah di hari pembalasan, atau yang disebut dengan Yaumul Hisab. Bahkan Allah menamai hari kiamat dengan Hisab (Hari persidangan/pembalsan).
Allah ta’ala berfirman,
اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُّعْرِضُونَ
Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya). (QS. Al Anbiya’ : 1)
إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّـهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ
Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (QS. Shod : 26)
Peristiwa Hisab ini akan terjadi di sebuah tempat, yang disebut padang Mahsyar. Berikut ulasan selengkapnya…
Kondisi Padang Mahsyar
Setelah dibangkitkan dari alam kubur, dengan tiupan sangkakala yang kedua, kita akan berjalan menuju sebuah tempat yang sangat luas. Disebut sebagai padang Mahsyar (Ardhul Mahsyar). Berduyun-duyun manusia ketika itu menuju padang yang luas ini, dalam kondisi bertelanjang, belum dikhitan dan tanpa alas kaki.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً
“Manusia akan dikumpulkan pada hari Kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.” (HR. Muslim)
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan gambaran tempat padang Mahsyar itu,
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى أَرْضٍ بَيْضَاءَ عَفْرَاءَ
كَقُرْصَةِ نَقِىٍّ . قَالَ سَهْلٌ أَوْ غَيْرُهُ : لَيْسَ فِيهَا مَعْلَمٌ لأَحَد
“Pada hari kiamat manusia akan dikumpulkan di tanah putih kemerah-merahan, seperti tepung roti yang bersih.”
Sahl atau yang lainnya menerangkan, “Tidak ada tanda (bangunan, pepohonan, gunung, lembah dll) milik siapa pun.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Abdullah bin Mas’ud menambahkan penjelasan,
تبدل الأرض أرضاً كأنها الفضة ، لم يسفك عليها دم حرام، ولم يعمل عليها خطيئة
“Bumi pada hari itu akan diganti, tanahnya seperti perak. Tidak parnah ada darah haram tertumpah di tanah itu, dan tidak pernah ada dosa diperbuat di atas tanah itu. (Diriwayatkan Imam Baihaqi dalam Syu’abul Iman)
Dimana?
Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang letak padang Mahsyar, apakah bumi yang sekarang kita tinggali ini atau di bumi yang lain?
Pendapat pertama, bumi yang kita tinggali saat inilah yang akan menjadi Padang Mahsyar. Yang di rubah hanya sifatnya saja.
Dalilnya firman Allah,
إِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ . وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ . وَإِذَا الْأَرْضُ مُدَّتْ . وَأَلْقَتْ مَا فِيهَا وَتَخَلَّتْ . وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ
“Apabila langit terbelah, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu patuh, dan apabila bumi diratakan, dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya bumi itu patuh, (pada waktu itu manusia akan mengetahui akibat perbuatannya)”. (QS. Al Insyiqaq: 1-5)
Dalil dari hadis,
إذا كان يوم القيامة مدت الأرض مد الأديم وحشر الله الخلائق
“Pada hari kiamat kelak, bumi akan diratakan bagaikan kulit yang disamak dan seluruh makhluk akan dikumpulkan”. (HR. Hakim; shahih)
Pendapat kedua, padang Mahsyar di bumi yang lain, bukan di bumi yang kita tinggali saat ini.
Pendapat ini dipilih oleh mayoritas ulama, diantaranya sahabat Ali bin Abu Tholib, Abu Hurairoh, Anas bin Malik. Pendapat inilah yang lebih kuat.
Dalilnya adalah ayat,
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit.” (QS. Ibrahim: 48)
Imam Qurtubi menilai kesimpulan ini adalah yang paling tepat. Dalam kitab tafsirnya beliau menerangkan,
وأن الصحيح إزالة هذه الأرض حسب ما ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم
Bahwa yang tepat adalah, bumi yang kita tinggali ini akan dimusnahkan, berdasarkan hadis-hadis dari Nabi shallallahu’alaihi wa sallam. (Tafsir Al Qurtubi 12/169).
Wallahua’lam bis showab.
__
Referensi :
- Al Jami’ Li Ahkamil Quran : Tafsir Al Qurtubi, Tahqiq : Dr. Abdullah At Turki, Terbitan : Mu-assasah Ar Risalah 1434 H.
- Muhadoroh Ilmiyah yang disampaikan Syekh Sholih Al Munajid (pengajuh Islamqa), berjudul : An Najah An Najah Iqtarobatil Ahwal.
- Situs : Islamqa
Yogyakarta, Hamalatul Quran, 20 November 2019
Baca Juga:
Ditulis oleh : Ahmad Anshori
Artikel : TheHumairo.com
[…] artikel sebelumnya telah kami paparkan tentang keberadaan padang Mahsyar. Sekarang mari kita pelajari tentang suasana genting yang akan terjadi di padang Mahsyar. Semoga […]