Memiliki anak sholih, yang memandangnya saja sudah dapat memupuk iman, adalah dambaan setiap orang tua. Namun tidak semua orang tua yang memiliki anak sholih, mampu mensyukuri nikmat besar itu. Sehingga, kesholihan anak tak juga dapat menyandarkan dirinya, untuk dekat kepada Allah ‘azza wa jalla. Contohnya, saat anak mengajak orang tua untuk sholat, ada beberapa orang tua yang acuh. Padahal sholat ini, ibadah pokok dan paling penting dalam Islam. Baik, jika kesolihan anak tidak juga dapat menyadarkan, mari kita simak beberapa uraian tentang keistimewaan sholat berikut. Semoga dapat menjadi sumber hidayah bagi kita semua.
[1] Sholat rukun Islam yang kedua, setelah dua kalimat syahadat.
بُنِيَ الإِسْلامُ عَلى خَمْسٍ: شَهادَةِ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَإِقامِ الصَّلاةِ وَإِيتاءَ الزَّكاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
“Islam didirikan di atas lima: Bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah, dan bahwa Nabi Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, hajji ke baitullah bila ada kemampuan, dan puasa bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari & Muslim)
[2] Sholat adalah tiang agama.
الصلاة عماد الدين
“Sholat adalah tiangnya agama.”
[3] Allah memerintahkan sholat, tanpa perantara dan di malam yang paling mulia.
[4] Amalan pertama (yang berkaitan dengan hak Allah), yang akan dihisab di hari Kiamat.
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسَرَ فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : انَظَرُوْا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ؟ فَيُكْمَلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيْضَةِ ثُمَّ يَكُوْنُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ ” . وَفِي رِوَايَةٍ : ” ثُمَّ الزَّكَاةُ مِثْلُ ذَلِكَ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ حَسَبَ ذَلِكَ ” .
“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan, ’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.” Di riwayat lain disebutkan, ”Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan lainnya akan dihisab seperti itu pula.” (HR. Abu Daud, Ahmad, al Hakim, dan Baihaqi. Al Hakim menilai sanad hadis ini shahih. Dan disepakati oleh Adz Dzahabi).
[5] akhir dari wasiat Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, sesaat sebelum beliau meninggal dunia.
كان من آخر وصية رسول الله – صلى الله عليه وسلم -:”الصلاة الصلاة وما ملكت أيمانكم.”
Diantara akhir dari wasiat Nabi shallallahu’alaihi wa sallam adalah, “Jagalah shalat… jagalah shalat dan budak-budak kalian.” (HR. Ahmad).
[6] Bagian Islam yang terakhir dicabut dari muka bumi.
أَوَّلُ مَا يَرْفَعُ مِنَ النَّاسِ الأَمَانَةُ وَ آخِرُ مَا يَبْقَى مِنْ دِيْنِهِمْ الصَّلاَةُ
“Yang pertama kali diangkat dari diri manusia adalah amanat dan yang terakhir tersisa adalah shalat.” (HR. Al Hakim dan Tirmidzi. Disebutkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Jami’, 2: 353).
[7] Allah menyebutkan sholat sebagai ciri awal / pertama amalan orang-orang yang beruntung.
﴿ قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ * الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ * وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ * وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ * وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ * إِلا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ * فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاء ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ * وَالَّذِينَ هُمْ لأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ * وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ ﴾
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang beriman itu. Yaitu orang-orang yang khusyu’ sholatnya. Menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna. Menunaikan zakat. Menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki. Sesungguhnya sarangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang menjaga amanat-amanat dan janjinya. Dan orang-orang yang menjaga sholatnya” (QS. Al Mukminun: 1-9).
[8] Allah menyebut sholat sebagai Iman.
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
“Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan iman kalian. Sungguh, Allah maha pengasih, maha penyayang kepada manusia” (QS. Al Baqarah: 143).
َ لَمَّا وُجِّهَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْكَعْبَةِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ بِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ مَاتُوا وَهُمْ يُصَلُّونَ إِلَى بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى { وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ } الْآيَةَ
Saat Nabi shallallahu’alaihi wa sallam mengalihkan kiblat ke arah Ka’bah, para sahabat bertanya,” Bagaimana dengan saudara-saudara kami yang telah meninggal ya Rasulullah. Sementara mereka shalat menghadap Baitul Maqdis?” Maka turunlah ayat:
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُم
“Dan Allah tidaklah menyia-nyiakan Imanmu” (HR. Tirmidzi No. 2890. Beliau berkata: Hadits ini hasan shahih) Imam Qurtubi rahimahullah berkata,
فسمى الصلاة إيمانا لاشتمالها على نية وقول وعمل
“Pada ayat ini sholat disebut dengan Iman. Karena ibadah ini mencakup niat (ibadah hati), ibadah lisan, dan ibadah anggota badan.” (Lihat: Tafsir Al Qurtubi 2/440)
[9] Allah mewajibkan sholat pada setiap keadaan. Tidak gugur meski saat keadaan genting sekalipun.
[10] pada awalnya, Allah mewajibkan sholat salam sehari sebanyak 50 kali sholat.
[11] saking pentingnya ibadah ini, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tetap memerintahkan kepada orang-orang yang lupa atau tertidur saat waktu sholat untuk memqodo’nya saat ia ingat.
مَنْ نَامَ عَنْ صَلاَةٍ أَوْ نَسِيَهَا فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا لاَ كَفَارَةَ لَهَا إِلاَّ ذَلِكَ
“Barangsiapa yang meninggalkan shalat karena tertidur atau lupa, maka hendaknya ia melakukan salat setelah ingat dan tidak ada kafarat (pengganti) selain itu.” (HR. Bukhori Muslim) Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan,
مَنْ نَسِيَ صَلَاةً، أَوْ نَامَ عَنْهَا، فَكَفَّارَتُهَا أَنْ يُصَلِّيَهَا إِذَا ذَكَرَهَا
“Barang siapa yang kelupaan shalat atau tertidur sehingga terlewat waktu shalat maka penebusnya adalah dia segera shalat ketika ia ingat.” (HR. Muslim )
[12] Allah mengkhususkan penyebutan sholat dalam Alquran.
وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَإِقَامَ الصَّلَاةِ
“Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sholat” (QS. Al Anbiya’: 73). Padahal sholat sudah termasuk dalam amalan kebajikan. Namun Allah khususkan penyebutannya, untuk diketahui bahwa ibadah ini adalah ibadah yang paling penting. Dan seperti ini banyak ditemui dalam Alquran. Sekian yang bisa kami sampaikan.
Referensi :
- Al Mudawwanah, karya Imam Malik. Cetakan ke 1 th 1415. Terbitan: Dar Kutub Ilmiyah.
- Tafsir Al Qurtubi (Al Jami’ Li Ahkaamil Qur’an). Tahqiq: Dr. Abdullah bin Abdulmuhsin At Turki. Cetakan: Mu-assasah Ar Risalah.
- Fiqhul Ibadah, Syaikh Muhammad bin Sholih al ‘ Ustaimin rahimahullah. Cetakan th 1425. Terbitan : Madar al Wathon Lin Nasyr.
- Ta’dhzimu Qodri As Sholah, Syaikh Abdurrazaq bin Abdulmuhsin Al Badr. Cetakan pertama, Terbitan : Al Humaishi, Riyadh.
- http://www.alukah.net