SERIAL TULISAN : PESAN DARI CORONA #6

Baca Serial pertama (pendahuluan) Pesan dari Corona

Bismillah

Aku tertegun, saat mendengar penjelasan para dokter, bahwa di dalam tubuh kita ada sel – sel antibodi yang berfungsi melindungi diri kita dari serangan bakteri dan virus jahat, seperti virus Corona. Sel – sel itu berukuran nanometer. Mereka sigap melindungi kita saat ada bahaya virus, kuman, racun dan bakteri jahat masuk ke dalam tubuh kita.

Yang lebih membuatku tertegun, para dokter menjelaskan bahwa sel – sel antibodi itu memiliki memori, yang membuatnya dapat mengingat karakter musuh. Sehingga jika musuh-musuh datang yang kedua atau ketiga kali, antibodi kita lebih sigap menyerangnya dan lebih terlatih oleh pengamalan sebelumnya. (sumber: alodokter.com)

Lihatlah teman…

Alangkah indahnya. Sel – sel itu begitu setia dengan kita, serta ikhlas menjaga kita dari musuh-musuh halus yang tak kasat mata.

Mungkinkah kerapihan ini ada dengan sendirinya?

Tak mungkin!

Yang kita tahu, sesuatu yang ada dengan sendirinya itu tak beraturan, tak rapi, tak profesional. Coba lihat sel-sel mungil itu, rapi membuat pagar melindungi tubuh kita, peka terhadap keberadaan musuh, bahkan punya ingatan.

Subhanallah ajaib…!

Siapa lagi yang menciptakan kalau bukan Tuhan yang maha layak disembah, yang telah terbukti menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Serta mengatur alam ini dengan sangat rapi dan indah. Naluri bersih semua manusia, menjadi saksi akan hal ini.

Maka maha suci Allah Tuhan semesta alam yang maha indah, maha penyayang, yang telah menciptakan sel-sel setia itu.

Dari sini mari coba kita renungkan… Alangkah lembutnya kasih sayang Allah. Dia melindungi kita dari bahaya, sampai sedetail ini. Sampai-sampai para dokter mengatakan, “Andai manusia terlahir di bumi, tanpa antibodi, maka dia tak akan bisa hidup di bumi ini.”

Laa ilaa ha illallah…

Baca juga : Hukum Qunut Nazilah Untuk Wabah Corona

Aku terharu dengan cinta Tuhanku yang demikian tulus.

Benar apa yang Allah katakan dalam Al-Qur’an, bahwa dengan memperhatikan yang terjadi dalam tubuh kita, kita akan menemukan kasih sayang Allah…

وَفِيٓ أَنفُسِكُمۡۚ أَفَلَا تُبۡصِرُونَ

Pada dirimu sendiri. Tidakkah kamu memikirkan? (QS. Az-Dzariyat : 21)

Baca juga : #DiRumahAja, Yuk Bersiap Bertemu Ramadhan

Aku tertegun, saat membaca keterangan dari para ahli medis, bahwa virus corona menular ke manusia melalui kelelawar.

Seorang ahli ekologi penyakit dan profesor biologi integratif UC Berkeley, Mike Boots juga membenarkan bahwa pada intinya, kelelawar berpotensi dalam menampung virus. Studi baru oleh Brook, Boots dan rekan-rekan mereka diterbitkan bulan februari di jurnal eLife. (sumber : kompas.com)

Andai orang-orang itu tahu tentang Islam dan mau mengamalkan ajarannya, dengan izin Allah mereka tak akan tertular virus mematikan ini. Namun, semua telah terjadi, dan tentu ini adalah takdir Allah yang tersimpan hikmah yang sangat indah.

Lima belas abad yang lalu, Islam telah mengharamkan kelelawar.

Dalam sebuah yang riwayat valid (sanadnya shahih), bersumber dari sahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma, beliau mengatakan,

لاَ تقتلوا الضفادع فإن نقيقها تسبيح ، ولا تقتلوا الخفاش فإنه لما خرب بيت المقدس قال : يا رب سلطني على البحر حتى أغرقهم

“Janganlah kalian membunuh katak, karena suaranya adalah tasbih.
Jangan kalian bunuh kelelawar. Karena ketika Baitul Maqdis dirobohkan, ia berkata, “Ya Tuhanku, berikanlah kekuasaan padaku atas lautan, hingga aku dapat menenggelamkan mereka”. (HR. Baihaqi, beliau menyatakan, “sanad riwayat ini Shahih.”)

Kata seorang ulama penulis kitab tafsir Adwa-ul Bayan; Syekh Muhammad Amin As-Syinqiti rahimahullah,

والظاهر في مثل هذا الذي صح عن عبد الله بن عمر، من النهي عن قتل الخفاش و الضفدع أنه في حكم المرفوع، لأنه لا مجال للرأي فيه، لأن علم تسبيح الضفدع وما قاله الخفاش لا يكون بالرأي، وعليه فهو يدل على منع أكل الخفاش و الضفدع

“Tampak riwayat shahih semacam ini, yang bersumber dari sahabat Abdullah bin Umar, tentang larangan membunuh kelelawar dan katak, statusnya sebagai riwayat yang bersumber dari Nabi (marfu’, artinya layaknya sabda Nabi, pent). Karena pesan yang disampaikan, bukan pengetahuan yang bersumber dari logika (ijtihad). Sehingga riwayat tersebut dalil haramnya memakan kelelawar dan katak.” (Adwa-ul Bayan 2/232)

Coba kita perhatikan kawan, ternyata Allah haramkan ini dan itu, bukan untuk mengekang kita. Bukan untuk mempersempit kebebasan kita. Bukan untuk menyakiti kita. Bukan untuk kepentinganNya. Tapi, karena Allah sayang kita teman-teman. Karena Allah ingin menjaga kita. Allah ingin memanusiakan kita dengan cintaNya.

Lihatlah, betapa lembut kasihsayangNya.

Laa ilaa ha illallah…

Baca juga : Doa Berlindung dari Virus Corona

Lamunanku belum usai..

Aku tertegun, saat mendengar penjelasan dokter, bahwa corona dapat menyebabkan sesak nafas. Sehingga memerlukan tabung oksigen untuk membantu pasien bernafas.

Tahukan teman-teman yang dimuliakan Allah. Dalam satu hari, rata-rata manusia menghirup 11.000 liter udara. Dari total sekitar 11.000 liter udara per hari yang kita hirup, sekitar 20%-nya merupakan Oksigen.

Artinya, perhari seorang manusia menghirup sekitar 2.200 liter oksigen.

Angka ini, jika dihitung berdasarkan harga oksigen yang beredar di pasaran, yakni Rp 25.000 per liter, maka jika dinominalkan dalam bentuk rupiah nilai oksigen yang kita hirup perharinya adalah Rp 5.500.000,-.

Sementara itu, 80% dari kandungan udara yang kita hirup merupakan zat Nitrogen. Artinya, seorang manusia per hari rata-rata menghirup sebanyak 8.700 liter Nitrogen.

Jumlah ini jika dinominalkan dengan harga Nitrogen yang berdar di pasaran pada kisaran harga Rp 9.950,- per liter, maka jumlah tersebut setara dengan Rp 86.465.500,-.

Berdasarkan data di atas, maka jumlah antara kandungan Oksigen dan Nitrogen yang kita hirup per harinya setara dengan Rp 91.965.500,-. (Sumber : idntimes.com)

Itu harga bernafas dalam satu hari kawan, bagaimana jika sepekan, sebulan, setahun, seumur hidup kita?! Silahkan teman-teman kalkulasi sendiri harganya. Dan ITU SEMUA GRATIS my brother fillah.

Subhanallah
Ternyata dari nafas yang kita hirup, ada bukti kasih sayangNya yang tulus dan begitu lembut.

Laa ilaa ha illallah…

Maafkan kami Ya Allah, yang belum mampu membalas budi kasih sayangMu, dan selamanya tak akan mampu. Karena cintaMu terlalu tulus dan besar. Maafkan hamba yang belum pandai bersyukur ini. Butiran-butiran rahmadMu, seringkali terbalas oleh dosa dan maksiat. Maafkan kami ya Tuhan yang maha penyayang dan pengampun.

Hamalatul Quran Yogyakarta, 11 Sya’ban 1441 H

Referensi :

  • Adwa-ul Bayan fi iidhohil Qur’an bil Qur’an, karya Syekh Muhammad Amin bin Muhammad Al-Mukhtar As-Syinqiti, penerbit : Dar ‘Aalam Al-Fawaid.
  • https://www.idntimes.com/science/discovery/amp/eka-supriyadi/jika-dinominalkan-udara-yang-kita-hirup-per-hari-senilai-rp91-juta-lho-c1c2
  • https://www.alodokter.com/memahami-jenis-dan-fungsi-tes-antibodi
  • https://www.kompas.com/sains/read/2020/02/11/180300923/virus-corona-sampai-ebola-kenapa-virus-dari-kelelawar-sangat-mematikan-

Ditulis oleh : Ahmad Anshori

Artikel : TheHumairo.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here